Don Bosco Menolak Dibilang Diskriminatif

hari hiv/aids
Sumber :
  • REUTERS/Sheng-fa Lin

VIVAnews - Yayasan Don Bosco menolak tudingan diskriminasi terhadap calon siswa berinisial Im, yang ayahnya menderita HIV, karena menolaknya masuk ke sekolah elit itu.

Kepala Bidang Pendidikan Don Bosco, Paul Yosopandoyo, mengakui pihaknya memang telah berbuat salah terkait dengan SMS yang berisi penolakan itu.

"Kita mengaku salah. Dan kita sudah meminta maaf kepada orangtua," ujarnya, Jumat, 2 Desember 2011.

Karena itu, Yayasan Don Bosco tidak akan mengabulkan keinginan Fajar Jasmine, orangtua Im, untuk menyampaikan permintaan maaf 2x24 jam melalui media.

"Loh ini kan saya sudah minta maaf di media. Pak Fajar saya minta maaf," ucap Paul di hadapan wartawan.

Terkait dengan SMS yang dikirimkan oleh kepala sekolah, Yayasan Don Bosco  akan memberikan sanksi tegas. Tapi apa sanksi itu, Paul enggan menyampaikannya.

Permasalahan ini bermula saat ada sejumlah orangtua calon siswa tidak setuju ada calon murid di SD Don Bosco yang orangtuanya penderita HIV. Sekolah pun mengambil keputusan menolak Im kendati bocah ini lolos seleksi masuk.

"Tapi bukan berarti kita tidak setuju bila Im sekolah di sini. Masalahnya, ketika kami meminta surat keterangan kesehatan dari anak ini, orangtuanya menganggap permintaan itu adalah penghinaan," ujarnya.

"Dia (orangtua) mengatakan, kenapa hanya Im saja yang diminta surat kesehatan, dan yang lain tidak. Ini berarti diskriminasi," ucap Paul mengulangi perkataan Fajar Jasmine, orang tua Im.

Paul menjelakan, dalam proses penerimaan siswa, yayasan harus meminta surat keterangan dokter, untuk mengetahui riwayat penyakit yang diderita siswa. "Bila diketahui orangtuanya sakit kuning (hepatitis) saja, kita minta surat kesehatan anaknya," jelas Paul.

Nah saat itu, tambah Paul, si ayah mengaku mengidap penyakit HIV. Dan sebenarnya, pihak sekolah tidak mempermasalahkan. Permintaan surat kesehatan adalah upaya  untuk mempertahankan Im agar tetap bisa bersekolah di Don Bosco.

Tapi saat itu, orangtua Im malah marah, dan mengundang perhatian orangtua murid yang lain. Sehingga persoalan ini diketahui sejumlah orangtua calon siswa lainnya.

"Muncullah kekhawatiran orangtua, yang akhirnya mereka menolak Im," ujarnya.

Diakui Paul, Don Bosco akan melakukan penanganan khusus terhadap Im, bila anak itu benar-benar mengidap HIV.

Laporan: Arnes Ritonga | Jakarta Utara

Agung Sedayu Lengkapi PIK 2 dengan Taman Doa Lady of Akita Senilai hingga Rp 250 M
Sampah plastik.

Kemasan Guna Ulang Dinilai Perlu Digalakkan untuk Kurangi Timbunan Sampah Plastik

Data National Plastic Action Partnership, menyatakan, volume sampah plastik tumbuh sebesar 5 persen setiap tahunnya. KLHK menegaskan mengurangi sampah hingga 30 persen.

img_title
VIVA.co.id
5 Mei 2024