Menuju DKI-1

Pro dan Kontra Pencalonan Jokowi Dibukukan

Jokowi memakai kaos Napalm Deat.
Sumber :
  • VIVAnews/Fajar Sodiq

VIVAnews - Pencalonan Walikota Solo, Joko Widodo dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta memunculkan pro dan kontra. Perbedaan pendapat masyarakat Solo itu dituangkan dalam sebuah buku berjudul 'Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker'.

"Buku ini bukan bagian dari kampanye Jokowi," kata penulis buku ini, Yon Thayrun saat berbincang dengan VIVAnews, Minggu 25 Maret 2012.

Buku itu setebal 209 halaman. Pendapat warga yang dimuat diambil dari komentar pada salah satu portal berita. Banyak warga yang mendukung pencalonan Jokowi, namun banyak pula yang tidak setuju dan memintanya tetap memimpin Solo.

Jokowi Highlights Corn Value Decrease because Oversupply

"Gak setuju Jokowi jadi gubernur Jakarta, mending jadi Karesidenan Surakarta (Solo, Klaten, Karang Anyar, Sragen, Boyolali, Wonogiri, Sukoharjo), menjadi provinsi sendiri dan Pak Jokowi menjadi gubernurnya," demikian kutipan pendapat warga dalam buku yang diluncurkan Minggu 25 Maret 2012.

Dalam buku ini, juga diceritakan sosok Jokowi sebagai seorang pemimpin yang dekat dengan warganya dan memiliki selera musik rock yang terkenal keras. "Buku ini saya tulis juga karena saya pengin menceritakan kisah hidup Jokowi sebagai orang biasa," kata Yon.

Menurut Yon, Jokowi pernah mengaku mau menjadi calon gubernur DKI Jakarta karena tidak bisa menolak permintaan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. "Jokowi mengatakan kepada saya kalau dia tidak bisa menolak permintaan Ibu Mega yang meminta dia maju menjadi calon DKI 1," ujarnya.

Jokowi dipasangkan dengan Basuki Tjahaya Purnama. Selain PDI Perjuangan, pasangan ini juga didukung oleh Partai Gerindra. Pasangan ini akan bertarung dengan lima pasangan lainnya dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta pada 11 Juli 2012.

Hakim Konstitusi Arief Hidayat (kiri) dan Suhartoyo (kanan) saat mengikuti sidang putusan.

Hakim Arief Heran Tanda Tangan Surya Paloh Berbeda di KTP dengan Surat Kuasa

Hakim konstitusi Arief Hidayat heran ketika melihat tanda tangan dari Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh berbeda antara di KTP dengan surat kuasa pengacara. 

img_title
VIVA.co.id
3 Mei 2024