- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, mengaku belum menemukan solusi terkait masalah Bajaj. Pekan lalu para pemilik Bajaj berunjuk rasa di kantor Jokowi. Mereka protes karena menduga ada monopoli dalam peremajaan Bajaj.
"Belum saya temui solusi masalahnya, jadi saya belum bisa ngomong. Kalau sudah saya temui semuanya baru saya ngomong," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Senin 11 Februari 2013.
Meskipun belum ada titik terang, Jokowi bersikukuh agar Bajaj tetap diremajakan, sebab Bajaj dengan mesin "2 tak" sudah tidak layak operasi dan asapnya membuat polusi. Mau tidak mau harus diremajakan menjadi Bajaj "empat tak" atau berbahan bakar gas.
"Yah harus diremajakan sesegera mungkin, secepat mungkin saya tanya seperti apa. Saya harus kuasai semuanya. Seperti distributornya ada beberapa, PT Matahari atau Koperasi Bajaj Sehati seperti apa. Koperasi yang lain seperti apa. Belum bisa komentar," ujar Jokowi
Jumat kemarin Jokowi mengunjungi Koperasi Bajaj Usaha Bersatu di Jalan Balap Sepeda IV RT 03 RW 06 No 33, Rawamangun, Jakarta Timur. Di sana Jokowi menemukan banyak permasalahan di antaranya badan hukum Bajaj mewajibkan koperasi Bajaj memiliki pool, harus ada uang jaminan dan harga Bajaj yang tinggi.
Jokowi juga pernah mengutarakan niatnya untuk menciptakan persaingan sehat di antara koperasi dan para distrubutor Bajaj agar tidak terjadi monopoli.