Sopir Tolak Pembangunan Mal dan Hotel di Terminal Bogor

Plang Terminal Baranangsiang Bogor.
Sumber :
  • info-bogor.com
VIVAnews
– Lalu lintas di kota Bogor sempat terganggu karena demonstrasi para sopir di Terminal Baranangsiang, Rabu pagi 5 Juni 2013. Sopir-sopir bus memarkir bus mereka berderet menutupi jalan menuju gerbang tol Jagorawi arah Jakarta. Akibat blokade itu, banyak pengendara yang terjebak macet.


Berdasarkan pantauan
VIVAnews
, demo tak hanya dilakukan oleh sopir bus, tapi juga sopir angkutan umum dan pedagang kaki lima (PKL). Total demonstran lebih dari 100 orang. Mereka menolak pemindahan bus ke Terminal Wangun, Tajur, dan Terminal Bubulak yang menurut rencana dimulai hari ini.


Terminal Baranangsiang sendiri akan direvitalisasi oleh Pemerintah Kota Bogor guna dilengkapi dengan mal dan hotel. “Kami menolak Terminal Baranangsiang dijadikan terminal terintegrasi yang di dalamnya ada kawasan bisnis karena itu akan mematikan para PKL,” kata Nanang, salah satu sopir angkot.


Sementara itu Kepala Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) Kota Bogor, Suhartono terkejut dengan aksi pemblokiran jalan oleh para sopir dan PKL. Menurut Suhartono, pihaknya sudah menyosialisasikan soal revitalisasi terminal. “Waktu sosialisasi mereka setuju,” kata dia.


GIIAS 2024 Bakal Tampil Berbeda Dibandingkan Tahun Sebelumnya
Guna revitalisasi itu, mulai pukul 00.00 WIB dini hari tadi Terminal Baranangsiang mulai dikosongkan dari bus dan PKL. “Target pembangunan terminal ini selama dua tahun dan memakan biaya Rp462 miliar,” kata Sujartono.

Jenderal TNI Maruli: Kalau Mau Dihormati Prajurit, Komandan Satuan Jangan Cuma Foto Doang

Asisten Tata Praja Pemerintah Kota Bogor, Ade Syarif Hidayat, sebelumnya mengatakan revitalisasi Terminal Baranangsiang yang terletak di pintu gerbang Bogor harus dilakukan karena kondisi terminal saat ini sudah semrawut dan kumuh.
Reaksi Umi Pipik, Abidzar dan Irish Bella Dijodoh-jodohkan Netizen


“Bangunan di terminal relatif sudah tua karena dibangun tahun 1970-an. Banyak bangunan tidak berfungsi secara optimal,” kata Ade. Semua itu tak mendukung perkembangan kota Bogor yang tiap tahunnya menerima peningkatan kunjungan wisatawan. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya