Darurat Banjir DKI Diusulkan Sejak 15 Desember 2013

Banjir Menggenangi Jakarta Barat
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial
- Berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) puncak musim hujan di Jakarta yang terjadi pada Januari 2014, akan berlangsung secara normal.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Meski demikian, Pemprov DKI tetap harus mewaspadai curah hujan di kota penyangga seperti Bogor, Depok dan Tangerang yang akan berlangsung dengan intensitas tinggi.
Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024


Berdasarkan data historis hujan dari tahun 1879–2002 menunjukkan bahwa puncak hujan akan terjadi pada Januari dan Februari. Beberap tahun ini perubahan iklim global menyebabkan perubahan pola hujan yang ditandai dengan seringnya hujan berintensitas tinggi.


BMKG meminta warga mewaspadai adanya hujan-hujan ekstrim bersifat lokal meski monitoring hujan lokal terus dilakukan. Saat musim hujan di Jakarta yang terjadi pada Desember 2013 dan Januari 2014 akan terjadi dengan intensitas sedang dan memicu banjir hingga awal Februari.


Saat puncak musim hujan yang terjadi sejak akhir 2013, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo bahkan mengeluarkan instruksi gubernur No 119/2013 tentang antisipasi puting beliung dan banjir akhir tahun 2013. Selain itu mengusulkan status Siaga darurat bencana banjir sejak 15 Desember 2013.


Sementara penerapan teknologi modifikasi cuaca akan dilakukan mulai bulan Desember 2013 sampai Maret 2014. Teknologi modifikasi cuaca adalah usaha campur tangan manusia dalam pengendalian sumberdaya air di atmosfer untuk menambah curah hujan dan mengurangi intensitas curah hujan untuk meminimalkan bencana alam yang disebabkan oleh iklim dan cuaca dengan memanfaatkan parameter cuaca.


Jika mekanisme  “proses lompatan (
jumping process
)” ini dilakukan terhadap awan-awan di daerah
upwind
(yang akan memasuki daerah target) maka awan-awan tersebut akan hujan sebelum memasuki daerah target. Jadi "jumping process mechanism" akan mengurangi curah hujan di daerah target.


Kalau kita memasukkan bahan semai  yang sangat halus ke dalam awan yang baru tumbuh  maka bahan ini akan menyerap uap air dan membentuk butir-butir halus yang berlaku sebagai pesaing bagi butir-butir awan yang ada. Metode ini akan menghambat pertmbuhan awan.


TMC dipilih untuk jangka pendek karena kondisi infrastruktur dan pengendalian banjir di Jakarta yang belum memadai. Cara ini sudah dilakukan saat SEA GAMES di Palembang (2011), Pengamanan PON di Riau (2012), dan antisipasi banjir Jakarta Januari-Februari 2013. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya