Masinis KRL yang Kecelakaan Dikenal Disiplin dan Sayang Keluarga

Saefullah (2), berdiri disamping foto orangtuanya.
Sumber :
  • Antara/Oky Lukmansyah

VIVAnews - PT. Kereta Api Indonesia (KAI) berduka. Tiga anggotanya meninggal dalam tabrakan KRL jurusan Serpong-Tanah Abang dengan truk tangki BBM milik Pertamina di kawasan Bintaro, Senin 9 Desember 2013.

Mereka yang meninggal yakni, masinis KRL, Darman Prasetyo; petugas Pelayanan KRL sekaligus Teknisi Mesin, Sofyan Hadi; dan Asisten Masinis, Agus Suroto. Kepergian mereka menyisakan kenangan pada keluarga.

Darman Prasetyo (25 tahun) diketahui merupakan anak Suroto, Lurah Jenar Wetan, Purwodadi. Ia anak ketiga dari empat bersaudara.

"Saya mengenalnya sejak kecil sebagai anak yang pintar, baik dan disiplin," kata Suroyo, paman Darman saat ditemui di RS Bhayangkara Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin 9 Desember 2013.

Semasa hidup, Darman dikenal sebagai pribadi yang mandiri dan tidak macam-macam. Tak hanya itu, sebagai kepala keluarga, Darman dinilai sebagai pria yang sangat bertanggung jawab.

Pj Gubernur NTB Maju di Pilkada, Mendaftar Lewat Nasdem

Darman meninggalkan seorang istri yang bekerja sebagai guru dan seorang anak laki-laki yang masih berusia dua tahun. "Dia pulang 1-2 minggu sekali ke Tegal, tergantung kesibukannya bekerja. Selama di Jakarta dia tinggal di mess perusahaan di daerah Serpong," ujarnya.

Suroyo mengaku, terakhir bertemu dengan keponakannya itu sekitar satu bulan lalu. Dia tidak menyangka, saat itu adalah pertemuan terakhirnya.

"Kami waktu itu ngobrol-ngobrol biasa. Nggak ada firasat apa-apa sampai tadi siang mendengar kabar ada kecelakaan. Terus nggak lama ada telepon dari keluarga untuk mengecek kondisi jenazah," tuturnya.

Sandhie, rekan sesama masinis, mengaku terkejut dengan peristiwa yang menewaskan rekannya. Ia mengaku sempat bertemu dan bersalaman pagi hari sebelum kejadian. "Saya tidak menyangka, jabatan tangan itu sebagai jabatan terakhirnya dengan Darman."

Jenazah Darman akan dimakamkan di Desa Jenar Wetan, RT03 RW02, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Duka juga menyelimuti keluarga teknisi Sofyan Hadi. Pemuda 21 tahun itu merupakan anak bungsu dari empat bersaudara pasangan Ade Rukim dan Amelia. Sofyan adalah satu-satunya anak lelaki.

"Sejak kecil dia punya cita-cita mau jadi masinis. Makanya dia terus usaha sejak lulus STM," ujar Wawan, paman Sofyan.

Semasa hidup, pemuda yang tinggal di Jalan Kartini Gang Mawar III RT 02/ RW 02, Margahayu, Bekasi Timur, itu dikenal sebagai sosok yang gigih dalam mengejar cita cita. "Dia baru kerja dua bulan jadi teknisi kereta. Sebelumnya dia kerja di perusahaan. Dia bangga pas bisa kerja di kereta," ungkapnya.

Sebagai anak laki satu-satunya, Sofyan sangat dekat dengan ayahnya. Biasanya, Sofyan selalu minta dijemput ayahnya sepulang dari kerja.

"Bapaknya biasanya jemput jam 12 siang. Tapi sampai jam 1 belum ada kabarnya. Begitu dengar berita di televisi ada kecelakaan, bapaknya punya firasat nggak enak," papar Wawan.

Benar saja. Tidak lama kemudian, keluarga dihubungi pihak KAI bahwa Sofyan mengalami kecelakaan. "Orangtuanya masih histeris, belum bisa terima," katanya.

Instruktur Masinis PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), Nurjaman, mengaku mengenal Sofyan sebagai pekerja yang disiplin. "Saya mengenalnya sebagai sosok yang disiplin. Saya kaget pas dengar kecelakaan itu. Saya dapat kabar dia dan dua rekannya terjepit kereta dan meninggal," tuturnya. (umi)

Terpopuler: Mobil Mewah Untuk Betrand Peto, Toyota Innova Baru Gerak Roda Belakang
Selena Gomez

Selena Gomez Absen di Met Gala 2024, Ternyata Gara-gara Ini

Selena Gomez jadi salah satu seleb yang sangat dirindukan tampil di karpet merah Met Gala 2024, tapi sayang tahun ini harus absen sama seperti Rihanna juga Taylor Swift.

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024