Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id
- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sesumbar ingin menggunakan penembak jitu, alias sniper untuk memberantas preman di DKI Jakarta. Hal itu, mendapatkan kritikan keras dari tokoh Betawi.
Ketua Antar Lembaga Badan Musyawarah (Bamus), Muhammad Rifqi, menilai bahwa peryataan Ahok sangat tidak manusiawi. Menurutnya, tidak perlu menggunakan penembak jitu untuk memberantas preman.
"Itu melanggar HAM, kan ada payung hukumnya juga untuk menggunakan sniper. Jangan asal ngoceh," ujar Rifqi, melalui pesan tertulisnya kepada
VIVA.co.id
, Sabtu 31 Januari 2015.
Pria yang kerap disapa Eki Pitung itu menegaskan, Jakarta, saat ini sudah terbilang kondusif, lain halnya pada tahun 1990-1980 yang marak preman dan ada penembak misterius (petrus).
"Jakarta bukannya Texas, atau Macau tempat para mafia bermain judi, yang ditaruh sniper di tiap gedung-gedung," tegasnya.
Dia juga menilai, Polri dan TNI diberikan senjata bukan untuk menakut-nakuti masyarakat, dan gubernur seharusnya mengayomi dan melayani masyarakat.
"Seharusnya, dirangkul kelompok-kelompok dan organisasi, saya rasa kalau
bongkol-
nya (pimpinannya) diajak bicara, bisa mengerti. Jadi, jangan membuat opini kalau Jakarta ini
nggak
aman. Jadi, masyarakat ini bertanya ada apa ini Jakarta?" ujarnya. (asp)
Baca juga:
Halaman Selanjutnya
bongkol-