Puncak Musim Hujan Akan Menerjang Jakarta Utara

Puncak Musim Hujan
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika memperkirakan terjadi potensi hujan dengan intensitas yang lebat pada 12 hingga 14 Februari 2015.

Kepala Bagian Peringatan Dini Cuaca BMKG, Kukuh Ribudiyanto, mengatakan, intensitas curah hujan lebat ini terjadi hingga di atas 50 milimeter. Potensi hujan lebih lebat dari biasanya ini akan mengenai daerah Jakarta Utara dan bagian timur seperti Bekasi dan Bandung, Jawa Barat.

"Kami memperkirakan terjadi hujan lebat dengan intensitas yang cukup tinggi dalam waktu dekat, atau 7 hari ke depan, khususnya pada tanggal 12 hingga 14 Februari 2015," ujarnya kepada VIVA.co.id.

Menurut Kukuh, faktor utama yang menyebabkan hujan lebat karena di daerah barat atau wilayah Asia memang lembap, terutama di wilayah Siberia. Potensi hujan lebat ditambah dengan adanya angin Siberia atau seruak dingin (Cold Surge).

Beberapa Ruas Jalan Jakarta Tergenang Air Usai Diguyur Hujan

Massa udara dingin dari Siberia ini menuju Jawa bagian barat. Angin dingin ini bertemu dengan angin yang bertiup dari timur di Jawa bagian barat dan membentuk awan hujan yang masif.

"Jadi, angin Siberia bukan sebagai faktor utama terjadinya hujan lebat. Angin Siberia itu hanya sebagai faktor penambahnya. Kalau faktor utama, ya karena di daerah barat atau wilayah Asia memang lembap," ujarnya.

Kata Kukuh, angin Siberia sifatnya hanya menyuplai uap air yang berpotensi hujan dan yang menjadi faktor hujan lebat itu, karena adanya pertemuan angin di wilayah Indonesia bagian barat yang disebut dengan istilah konvergensi.

"Penyebab hujan lebat karena ada pertemuan angin di wilayah bagian barat tepatnya di sekitar Pulau Sumatera yang kita sebut konvergensi. Itu bisa terjadi hujan lebat," katanya.

Angin Siberia akan mengarah ke dataran yang rendah, karena datang dari dataran yang tinggi seperti ke wilayah Australia.

"Bukan angin datang tiba-tiba ke Indonesia jadi hujan lebat. Angin Siberia hanya membawa uap air ke Indonesia dan memang daerah Asia merupakan daerah yang lembap atau basah. Angin Siberia itu memiliki tekanan yang tinggi dari dataran tinggi dan akan ke dataran yang lebih rendah," katanya.

Setelah puncak musim hujan, masyarakat Jakarta juga diminta untuk mewaspadai masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau yang akan terjadi pada awal April.

"Berpotensi angin kencang dan dapat membentuk awan-awan CB atau cumolonimbus," ujar Kukuh.

Pada masa transisi nanti juga akan ada hujan lebat, namun lebih pendek. Tetapi, akan disertai petir kencang yang ditandai dengan kemunculan awan bunga kol warna hitam pekat. Kemunculan awan cumolonimbus itu terjadinya lebih siang atau menjelang malam hari. (art)

Indah Luncanti/Jakarta

Katulampa Siaga I, Jakarta Tak Akan Diterjang Banjir Besar
Sungai Ciliwung

Kerusakan di Daerah Aliran Sungai Kian Parah

Banyak yang sudah alih fungsi lahan.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016