Ahok: Kita Lihat Berapa Lama Warga Tahan Tinggal di Gusuran

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama
Sumber :
  • VIVA/Fajar GM

VIVA.co.id - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menuduh ada pihak yang bermain di balik penolakan warga Kelurahan Pinangsia terhadap penggusuran yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI. Di wilayah ini ada 114 rumah yang berdiri di sepanjang bantaran anak Kali Ciliwung. Penggusuran dilakukan Rabu kemarin.

Ahok, sapaan akrab Basuki menduga pihak itulah yang mengerahkan warga mendirikan tenda di bekas lokasi penggusuran sebagai simbol penolakan penggusuran.

"Sebagian mereka dibayar untuk tetap tinggal," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis, 28 Mei 2015.

Ia bercermin pada kasus yang dialami Pemerintah Provinsi DKI pada saat membongkar pemukiman-pemukiman liar warga yang berada di bantaran Waduk Pluit pada 2013 yang lalu.

Saat itu, Ahok mengatakan, pihak yang secara ilegal menyewakan rumah-rumah liar membayar warga untuk terus bertahan di bekas lokasi penggusuran selama 1 minggu.

Tujuannya agar oknum ini bisa tetap mengendalikan unit-unit rusun yang diperoleh warga sebagai kompensasi atas tindakan penggusuran.

"Artinya orang-orang yang ribut ini sebenarnya adalah orang yang punya rumah di sana, orang yang mau nge-'cup' rusun kita nanti," ujar Ahok.

Meski demikian, Ahok mengaku tidak peduli dengan tindakan para warga yang saat ini mendirikan tenda di atas bekas hunian mereka. "Kita lihat saja dia tahan berapa lama," ujar Ahok.

Penggusuran, dinilai Ahok sebagai tindakan yang paling tepat karena rumah-rumah tersebut berada di atas tanah milik negara yang seharusnya steril dari lokasi pemukiman, sehingga tidak menghambat normalisasi Kali Ciliwung.

Ia membantah tindakan itu merupakan suatu bentuk pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia (HAM). Pemprov DKI, kata Ahok, telah menyediakan rusunawa di Duri Kosambi dan Marunda sebagai tempat relokasi.

DKI Sediakan 114 Unit Rusun untuk Korban Gusuran Pinangsia

Untuk tinggal di rusunawa itu, warga juga hanya dibebankan biaya sewa sebesar Rp4.000 per harinya. "Tdak melanggar HAM. Kita ini hidup di negara yang punya dasar hukum. Tinggal di rusunawa kami itu sebetulnya lebih murah daripada Anda sewa, tinggal, di rumah-rumah yang ada di bantaran kali itu," ujar Ahok.

Penggusuran Pinangsia

DKI Rayu Warga Gusuran Pinangsia Pindah ke Rusunawa Marunda

Masih ada sekitar 30 kepala keluarga yang bertahan di Pinangsia.

img_title
VIVA.co.id
18 Agustus 2015