Kiai Ini Usir Belanda Hanya dengan Sorban

Ulama Betawi Kiai Hasbiyallah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Dody Handoko

VIVA.co.id - Hasbiyallah merupakan ulama Betawi sekaligus pejuang kemerdekaan Indonesia. Sejak kecil, dia dididik oleh orangtuanya untuk menjadi ulama besar. Tidak heran, jika masa mudanya dihabiskan untuk menuntut ilmu di Jawa Barat, bahkan sampai ke Mekah.
 
Ketika di kota suci Mekah, Hasbiyallah, berguru kepada ulama besar
seperti Syaikh Muhammad Ali Al-Maliki, Sayyid 'Alwi bin 'Abbas Al-Maliki, Syaikh  Muhammad Habibullah As-Sanqiti. Hasbiyallah, lahir pada tahun 1913, tanggalnya tidak diketahui secara tepat.
 
Sedangkan guru-gurunya di Tanah Air adalah Anwar, yang termasyhur dengan sebutan Mua’allim H Gayar (ayahandanya sendiri), Marzuki bin Mirshod Cipinang Muara, Muhammad Thohir Cipinang Muara (menantu Guru Marzuki), Kholid Gondangdia, Abdul Majid Pekojan, Babah, Abbas (Buntet, Cirebon), Habib Ali Al-Habsyi Kwitang, dan Habib Ali Al-Attas Bungur.

Cerita Bung Karno Jadi Model Patung Bundaran HI

"KH Hasbiyallah merupakan ulama besar di masanya dan ikut memperjuangkan  kemerdekaan RI. Dia benteng Jakarta dari para musuh Belanda dan Jepang kala itu, sehingga hidupnya banyak dihabiskan untuk membela negara," kata putri Hasbiyallah, Siti Hasanah, ketika ditemui VIVA.co.id beberapa waktu yang lalu.

Banyak kelebihan dan karomah yang dimiliki Hasbiyallah semasa hidupnya, salah satunya ia menguasai berbagai bidang ilmu agama seperti tafsir, nujum dan tafsir Al Quran. Pada masa Hasbiyallah mendirikan pesantren Alwatoniyah, dia didatangi oleh perampok yang meminta sejumlah harta.

Maklum, dulu daerah Klender, Jakarta Timur, dikenal sebagai tempat rampok dan orang nakal. Namun, atas doa dan bantuan Allah, perampok tidak berani mengambil uang, meskipun Hasbiyallah telah dikenal sebagai ulama kaya.

"Banyak sekali kelebihannya, cuma yang bisa diingat dia itu ulama kaya dan penyantun kaum dhuafa. Juga, dia menguasai ilmu bela diri Betawi," ceritanya.

Selain dikenal dekat dengan kaum dhuafa, Hasbiyallah juga dikenal ulama yang punya keinginan besar untuk mendidik anak bangsa menjadi orang saleh dan berjiwa besar. Terbukti, Hasbiyallah banyak mendirikan pendidikan dan masjid setiap dia berdakwah di daerah terpencil. Untuk mengikat emosional, Habsiyallah meminta agar didirikan cabang pendidikan Alwatoniyah.
 
"Masyarakat mengenal kiai sebagai tokoh pendidikan. Di masa lalu dia banyak memberikan wasiat untuk pendidikan dan menyantuni anak yatim dandhuafa," kata Hasanah.

Hasanah menjelaskan, sejak kecil, Hasbiyallah dididik oleh ayahandanya sendiri, Muallim H Gayar, yang selain seorang pedagang juga ulama terkemuka. Dia dididik mulai dari membaca Al-qur’an sampai ilmu-ilmu lain, diantaranya memperdalam ilmu tauhid, fiqih, tafsir, hadist, nahwu, sharaf, balaghah, manthiq, dan sebagainya. Namun karena kesibukan ayahnya sebagai pedagang, Hasbiyallah kecil dititipkan kepada teman karibnya, seorang ulama besar, Guru Marzuki bin Mirshod.

Benny Panbers Empat Hari Tak Sadarkan Diri

"Sejak kecil Kiai Hasbiyallah sudah punya kelebihan yakni telah menguasai beberapa ilmu agama. Ketika remaja Kiai Hasbiyallah sudah bisa mengajar agama kepada masyarakar di sekitar," kata Hasanah.

Hasanah mengatakan, pada tahun 1934, ketika Hasbiyallah sedang giat-giatnya memperdalam ilmu agama, Allah memanggil sang guru ke haribaan-Nya. Kiai Hasbiyallah kemudian melanjutkan belajar ke Pondok Pesantren Buntet Cirebon,  yang diasuh seorang kyai besar kharismatik, Abbas Buntet.

Di Cirebon itulah dirinya banyak menguasai ilmu agama dan hikmah. Bahkan, Ilmu hikmah tersebut terbukti sebagai benteng Jakarta untuk memberantas musuh. Bahkan, Hasbiyallah mempunya kelebihan yang unik yakni bisa mengusir musuh walau hanya dengan sorban.

"Beliau banyak menguasai ilmu hikmah. Mungkin karena dia pejuang sehingga dia  menguasai berbagai ilmu kesaktian," ujar Hasanah.

Hasanah melanjutkan, semasa kemerdekaan, Hasbiyallah berjuang
mempertahankan Indonesia dari Belanda dan Jepang. Kiai bergabung dengan ulama terkemuka dengan pasukan gerilya dan hizbullah. Kiai bergerilya ke hutan dengan para laskar mengusir pasukan Belanda.

Kiai berdoa minta kepada Allah agar diberikan kekuatan para laskar menang dalam peperangan. Maka dengan kekuasan dan barokahnya para lascar menang dan mampu menguasai daerah Klender, Jakarta Timur. Nama Hasbiyallah kini termasuk pejuang yang diberi pahlawan nasional oleh Pemerintah Provinsi DKI, karena keikutsertaan dalam melawan Belanda.

Skesta arwah

Kisah Pelukis Arwah Si Manis Jembatan Ancol

Aneh tapi nyata, namun begitulah faktanya.

img_title
VIVA.co.id
19 Januari 2016