Datangi Panti Sosial, Wagub Djarot Disambut Tangis

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat
Sumber :
  • Rebecca
VIVA.co.id
Pendaftaran Masih Lama, PDIP Belum Pikirkan Cagub DKI
- Suasana haru menyelimuti Panti Sosial Asuhan Anak Putra Satu, Cengkareng, Jakarta Barat. Suara isak tangis terdengar dari beberapa anak yang tinggal di panti khusus menampung anak jalanan dan orang-orang yang hadir di sana itu.

Masjid SMA Senilai Rp3,6 Miliar Diresmikan Wagub Djarot

Tetesan air mata mengalir di wajah Abet dan Deny, dua anak jalanan yang bertugas menyanyi dan bermain musik untuk menyambut kedatangan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat.
Wagub Djarot Bicara Soal Jadi Wakil Sandiaga Uno


"Nama kamu siapa nak? Masih ada orangtua atau keluarga nya tidak ?", tanya Djarot kepada Abet sambil merangkulnya perlahan, Kamis 18 Juni 2015.


Terharu dengan perhatian Wagub, Abet, Deny dan teman-teman seketika meneteskan air mata mereka dan tak kuasa untuk berbicara menjawab pertanyaan yang dilontarkan Djarot.


Satu per satu anak jalanan yang bermain musik dihampiri dan dirangkulnya seraya menanyakan kabar mereka dan keluarga.


Kedatangan Wagub Djarot di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Satu tersebut untuk mewakili Pemprov DKI Jakarta dalam memperhatikan kondisi anak-anak malang yang diambil dari jalanan itu.


"Tadi saya sudah berdialog dengan mereka, lebih banyak yang bermasalah pada persoalan ekonomi dan keluarga, rata-rata dari mereka putus sekolah," ujar Djarot.


Djarot sebagai salah pemerhati pendidikan dengan tegas mengatakan, Pemprov DKI Jakarta akan segera mengembalikan mereka ke sekolah untuk mengenyam pendidikan.


Ia melanjutkan, dirinya tidak mau mendengar adanya laporan mengenai anak-anak di DKI Jakarta yang terpaksa harus putus sekolah karena masalah biaya atau internal keluarga.


"Kita akan kembalikan mereka ke sekolah, kalau mereka sudah tidak punya orang tua ya akan kita asuh di panti sosial," tegas Djarot.


Untuk mereka yang masih memiliki orang tua atau keluarga, Djarot menginstruksikan pihak panti dan juga Dinas Sosial untuk mengembalikan mereka ke sisi orang tuanya.


Kendati demikian jika pihak keluarga memang terbukti tidak dapat membiayai anak mereka, DKI diakui Djarot siap untuk mengasuh dan membiayai pendidikan anak jalanan tersebut sampai tingkat SMA.


"Tidak boleh ada anak di Jakarta yang putus sekolah, wajib belajar hingga 18 tahun!," tegasnya.


Mantan Walikota Blitar tersebut melanjutkan, jika mereka yang selesai dibina malah kembali lagi ke jalanan untuk mengamen atau mengemis, tanpa segan pihak kepolisian dipersilakan untuk menangkap mereka.


"Kalau ketahuan ditangkap lagi, supaya mental bangsa kita bukan mental pengemis," kata Djarot. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya