Sumber :
- VIVA.co.id/Zahrul Darmawan
VIVA.co.id -
Malang nian nasib Aldoria dan suami. Pasangan itu harus menanggung tagihan hingga ratusan juta rupiah setelah anak mereka lahir prematur dan mengalami penyakit lain.
Pada hari ketiga sejak lahir, bayi tersebut mengalami kebocoran usus sehingga membuat rusah sakit bertindak cepat dengan melakukan operasi.
Baca Juga :
Apindo Keberatan Iuran BPJS Kesehatan Naik
Baca Juga :
DPR Minta Kenaikan Iuran Ditunda, Ini Kata BPJS
Atas kejadian itu, ratusan orang berdemonstrasi di kantor BPJS di Jalan Margonda Depok, Kamis 6 Agustus 2015. Mereka mendesak agar BPJS segera mengaktifkan klaim asuransi orangtua.
Aksi mereka sempat diwarnai ketegangan lantaran massa memaksa masuk dan bertemu langsung kepala cabang BPJS Depok.
"Kenapa peserta BPJS Ibu Aldoria ditolak? Padahal dia sudah membayar iurannya. Tapi kenapa sampai sekarang klaim asuransinya tidak keluar," ujar Roy Pangharapan, Ketua Dewan Kesehatan Rakyat.
Padahal, Aldoria sudah mendaftar sejak 10 Juni 2015, jauh-jauh hari sebelum bayinya lahir pada tanggal 18 Juni 2015.
"Katanya aktif tanggal 24 Juni, tapi nyatanya sampai saat ini belum juga aktif, masih ditolak," kata Roy.
Di tempat yang sama, ayah bayi malang tersebut, Ignasius Sumardi, warga Pancoran Mas Depok, mengaku sudah mengikuti prosedur yang berlaku. Ia mengikuti BPJS untuk kelas satu dengan iuran Rp69 ribu per bulan.
"Saya sudah ikuti semua aturannya. Anak saya saat ini masih berada di RSCM, di ruang ICU karena ada sakit di bagian dalam. Dari awal saya sudah mengikuti BPJS, tapi sampai sekarang belum ada kejelasan dan saya justru terus mendapat tagihan hingga senilai Rp 150 juta-an," ucap pria yang berprofesi sebagai buruh harian lepas ini dengan nada sedih. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Aksi mereka sempat diwarnai ketegangan lantaran massa memaksa masuk dan bertemu langsung kepala cabang BPJS Depok.