- M Iqbal
VIVA.co.id - Ribuan guru honorer dari seluruh wilayah di Indonesia menggelar unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Selasa 15 September 2015.
Para guru ini membawa bendera-bendera Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan spanduk-spanduk yang berisi tuntutan mereka. Akibat aksi ini, Jalan Gatot Subroto mengarah ke Slipi menjadi lumpuh karena massa aksi membludak hingga menutup dua jalur di kawasan itu.
Namun kendati demikian, polisi belum menutup total Jalan Gatot Subroto. Petugas di lokasi unjuk rasa hanya memberlakukan satu jalur yang dapat dilintasi, yakni jalur busway untuk menuju Slipi.
Sulaiman (53), salah seorang guru yang berdemo mengaku sudah 20 tahun menjadi guru honorer, hingga saat ini belum diangkat juga menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Menurutnya, hari ini ada sekitar 25.000 guru honer dari seluruh Indonesia yang juga tidak jelas nasibnya mengikuti unjuk rasa.
"Sudah sampai mau mati (meninggal), belum juga diangkat PNS," kata Sulaiman yang berasal dari Legok, Tangerang, kepada VIVA.co.id, Selasa, 15 September 2015.
Sulaiman mengatakan, seluruh guru honorer ini menuntut segera ditetapkan menjadi pegawai negeri sipil. Mereka menuntut kejelasan meski diakhir hidup mereka.
"Yang turun guru K2 (Kategori 2, yakni honorer yang dibayar APBD), kita minta DPR memperhatikan nasib kita, jangan kerjanya jalan-jalan saja, segera tetapkan kami jadi PNS," katanya.
Selain memadati jalanan Gatot Subroto menuju Slipi, massa aksi menduduki pagar jalan tol Gatot Subroto. Dari pantuan, massa menempeli pagar gedung DPR/MPR dengan spanduk-spanduk perwakilan daerah masing-masing. Rencananya, setelah dari gedung DPR/MPR, massa aksi akan menggeruduk kantor Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara.
Guru Demo di Gedung DPR, Murid Telantar
"Mereka ini bukan guru ecek-ecek. Kebanyakan sudah lama mengajar."
