Pengakuan Mengejutkan Perampok Bertato Naga

Polisi ungkap perampokan kelompok tato naga
Sumber :
  • VIVA.co.id / Zahrul Darmawan

VIVA.co.id - Mahendra Anwar (25 tahun), salah satu anggota kelompok tato naga, pelaku pencurian disertai kekerasan dengan sasaran para remaja dan wanita yang dibekuk tim Buru Sergap (Buser) Polresta Depok, ternyata adalah anak dari petugas Satpol PP.

Ditemui di Mapolresta Depok dengan muka tertunduk lemas, remaja putus sekolah ini mengaku terpaksa terjun ke dunia hitam, sebagai salah satu kelompok bandit jalanan lantaran terdesak kebutuhan ekonomi.

Musababnya, si ayah berinisial S, yang bertugas sebagai anggota Satpol PP di Jakarta Timur ini telah menikah lagi usai bercerai dengan ibunya. Sebelum menjadi bandit, Mahendra sempat bekerja secara serabutan, mulai dari kuli panggul, kuli bangunan hingga juru parkir, semua pernah dilakoninya.

"Beberapa bulan ini saya enggak ada kerjaan, sementara saya harus hidupi ibu dan adik-adik yang masih kecil. Bapak sudah enggak di rumah, dia tinggal sama istri barunya di Jatinegara, saya bingung pak, khilaf," ucap remaja yang tangannya dipenuhi tato bergambar naga.

Saat melancarkan aksinya, remaja tamatan SMP ini tidak seorang diri, ia ditemani Haryadi Pratama (25). Biasanya, selain wanita, kedua bandit ingusan ini juga kerap mengincar pasangan ABG yang sedang pacaran di tempat sepi.

Tak lupa, sebilah badik atau pisau lipat kerap dibawa Mahendra untuk mengancam para korbannya.

"Pisau cuma buat nakutin doang kok pak. Enggak pernah saya pakai buat nusuk. Kebanyakan yang saya rampas Hp," kata dia.

Kapolresta Depok, Komisaris Besar Dwiyono, mengungkapkan, dari kelompok tato naga ini, polisi berhasil mengamankan empat pelaku kejahatan yang biasa beraksi di jalanan.

Kali Ciliwung Depok Heboh Lagi Temuan Mayat

Tak jarang, kelompok ini juga melukai korbannya jika dianggap membahayakan.
Yayan Firdaus (35), Dedy Prijanto (29), Haryadi Pratama (25) alias Kucung serta Mahendra Anwar (25) ini menjadi sasaran target operasi sejak dua bulan terakhir.

"Mereka ini cukup meresahkan. Rata-rata korbannya adalah kaum hawa. Biasanya modus mereka ialah memepet kemudian merampas tas atau dompet," ucap Dwiyono.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Depok, Komisaris Teguh Nugroho, menambahkan, Haryadi dan Mahendra kerap beraksi berdua atau berkelompok, sementara Yayan dan Dedy lebih sering beraksi seorang diri.

Atas perbuatannya, para pelaku pun kini terpaksa meringkuk di balik jeruji besi sel tahanan Mapolresta Depok. Mereka diancam dengan jeratan pasal 365 tentang pencurian dengan kekerasan. (one)

Modus Baru Pencurian Rumah dengan Ketapel di Surabaya

Modus Baru Pencurian Rumah dengan Ketapel

Mereka menembakkan dulu ke sebuah rumah sebelum beraksi.

img_title
VIVA.co.id
8 Agustus 2016