21 Mesin Pompa Rusak, Ahok Salahkan Mantan Kadis

Rumah Pompa Air Waduk Pluit
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
Kerusakan di Daerah Aliran Sungai Kian Parah
- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, menyalahkan Kepala Dinas Tata Air DKI terdahulu, sebagai penyebab rusaknya 21 pompa di wilayah Jakarta.

Beberapa Ruas Jalan Jakarta Tergenang Air Usai Diguyur Hujan
Kadis Tata Air sebelumnya dianggap tidak mengerti cara mengelola rumah pompa. Anggaran perawatan rutin mesin pompa tidak diusulkan untuk disertakan dalam APBD. Akibatnya, menjelang puncak musim penghujan dan musim banjir saat ini, 21 mesin pompa yang lokasinya ada di sekitar Waduk Pluit, Jakarta Utara, tersumbat sampah, sehingga tidak berfungsi optimal menyedot genangan air.

Katulampa Siaga I, Jakarta Tak Akan Diterjang Banjir Besar
"Masa musim hujan dua bulan, 10 bulan pompa enggak dirawat? Memang bukan salah kepala dinas yang sekarang," ujar Ahok, sapaan akrab Basuki, di Balai Kota DKI, Senin, 1 Februari 2016.

Ahok mengatakan, Kadis Tata Air saat ini, Teguh Hendrawan, harus segera memperbaiki mesin pompa yang rusak. Menurutnya, mesin pompa rusak karena dipaksa menyedot saat sampah menyumbat, sehingga menyebabkan baling-baling pompa rusak dan berimbas pada terbakarnya trafo. 

Namun, jika sudah tak bisa diperbaiki, Ahok meminta Dinas Tata Air untuk membeli mesin baru dengan menggunakan anggaran tak terduga (gelondongan) pada APBD.

"Saya orang tambang. Tahu. Kalau pompa kamu menghisap sampah, baling-baling pompa kamu macet," ujar Ahok.

Meski demikian, Ahok memastikan kerusakan 21 pompa tidak akan terlalu berpengaruh pada upaya antisipasi banjir Jakarta di tahun 2016, karena pompa yang berada di lokasi lain tidak mengalami kerusakan. Ahok mengklaim, pada hujan deras yang mengguyur Jakarta dalam dua minggu terakhir, genangan terbukti lebih cepat surut.

"Kita tes hujan beberapa kali, (penanganan genangan) cukup baik. Ini (kerusakan pompa) masalah peninggalan lama, lagi diberesin," ujar Ahok.

47 Mesin Pompa Rusak

Pada kesempatan ini, Teguh menjelaskan, jumlah pompa yang rusak hanya 47 mesin, atau 10 persen dari total 451 mesin pompa yang dimiliki DKI di 150 rumah pompa di lima wilayah Jakarta. 

Menurut Teguh, kondisi ini diketahui, setelah dalam rapat pimpinan yang dilaksanakan sebelumnya bersama Ahok, Dinas Tata Air diminta memastikan 10 persen pompa yang rusak kembali beroperasi tahun ini, baik dengan cara diperbaiki, maupun dianggarkan pengadaan baru pada APBD Perubahan.

"Pak Gubernur bilang mesin pompa tahun ini semuanya harus jalan. Enggak ada lagi yang rusak atau dalam perbaikan," ujar Teguh. (one)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya