Jalan Layang Semanggi Ditargetkan Dibuka Saat HUT ke-72 RI

Gambar desain Pembangunan Semanggi Interchange.
Sumber :
  • Dokumentasi Dinas Bina Marga DKI Jakarta

VIVA.co.id - Penambahan dua ruas jalan layang di atas Jembatan Semanggi, Jakarta Selatan, yang pemancangan tiang pertamanya dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama hari ini, direncanakan selesai dikerjakan dalam waktu kurang dari dua tahun.

 
Kepala Dinas Bina Marga DKI Yusmada Faizal mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI memberi target kepada PT Wijaya Karya Tbk selaku kontraktor, agar jalan layang yang melingkari Jembatan Semanggi itu telah bisa dilintasi kendaraan pada 17 Agustus 2017, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-72.
 
"Kami ingin 17 Agustus 2017 bisa beroperasi," ujar Yusmada, Jumat, 8 April 2016.
 
Yusmada mengatakan, pengerjaan jalan layang merupakan tonggak sejarah ketiga untuk Jembatan Semanggi yang dibangun di masa pemerintahan Presiden Soekarno. Tonggak sejarah pertama, Jembatan Semanggi dibangun pada 1962 bersama Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) untuk menyambut perhelatan Asian Games di Jakarta.
 
Apple Officially Releases New iPad Pro with M4 Chip
Tonggak sejarah kedua, Jembatan Semanggi dihubungkan menjadi poros jalan tol Jagorawi pada 1987.
 
Rudal Houthi Berterbangan di Laut Merah, Kapal Induk AS Pasang Badan
"Dan hari ini, kami siap melakukan pembangunan untuk menyempurnakan. Mudah-mudahan tahun 2017 telah selesai," ujar Yusmada.
 
First Look Film Dilan 1983: Wo Ai Ni Resmi Dirilis, Tampilkan Dilan Saat Masih Anak-anak
Yusmada mengatakan, selama pembangunan, arus lalu lintas tidak akan terganggu banyak. Pekerjaan berat hanya dilakukan di taman-taman yang dilingkari jalan.
 
"Paling 50 persen taman terganggu, tapi kami sudah minta Wika (Wijaya Karya) untuk merapikan," ujar Yusmada.
 
Bentuk asli Jembatan Semanggi tidak akan terganggu. Bila dilihat dari atas, empat kupingan jembatan terlihat dilingkari dua ruas jalan layang baru.
 
"Empat kupingan yang sudah ada tidak boleh diganggu karena memiliki nilai sejarah," ujar Yusmada.
 
Pemerintah Provinsi DKI melakukan pembangunan dengan memanfaatkan adanya dana kompensasi peningkatan Koefisien Luas Bangunan (KLB) dari Mori Building Corporation dari Jepang melalui perusahaannya di Indonesia, PT Mitra Panca Persada. Dana kompensasi yang didapat adalah Rp579 miliar.
 
Sementara itu, pembangunan simpang susun hanya menghabiskan Rp360 miliar. Sisa dana kompensasi rencananya akan digunakan untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur lain, seperti pengerjaan ducting (saluran utilitas) di sepanjang Jalan Sudirman - Thamrin.
 
Bila telah selesai, keberadaan simpang susun akan mengurai kemacetan yang selama ini terjadi di Jembatan Semanggi yang merupakan pertemuan lalu lintas dari banyak arah.
 
Kendaraan yang berasal dari arah Cawang bisa dengan mudah mencapai Jalan Sudirman yang mengarah ke Bundaran HI menggunakan jalan layang yang menjulang dari sisi selatan ke barat. Sementara itu, kendaraan yang hendak mengarah ke Grogol dari Jalan Sudirman, bisa menggunakan jalan layang yang menjulang dari sisi timur ke selatan.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya