Warga Rawajati Tolak Direlokasi ke Marunda

Ilustrasi/Aksi protes warga Rawajati memprotes rencana penertiban rumah mereka oleh Pemkot Jakarta Selatan
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Anwar Sadat

VIVA.co.id – Puluhan warga di kawasan Jalan Rawajati Barat, Pancoran, Jakarta Selatan, melakukan protes atas rencana Pemerintah Kota Jakarta Selatan melakukan penertiban atas rumah mereka.

Pembongkaran Pasar Kutabumi Diwarnai Kerusuhan, Sejumlah Orang Mengalami Luka-luka

Syafril (48), salah satu warga yang bermukim di RT 09, mengatakan rencana penertiban baru disampaikan pihak kelurahan pekan lalu. Penertiban akan dilakukan tepat pada pekan depan, Kamis, 1 September 2016.

"Kami menolak," ujar Syafril di lokasi, Kamis, 25 Agustus 2016.

Legislator Ungkap Alasan Penonaktifan 94 Ribu KTP Warga DKI Tak Sesuai Domisili Ditunda

Syafril menjelaskan, selain rumah warga, rumah yang dimiliki ayahnya, veteran perang Letnan Kolonel (Purn.) Ilyas Karim turut menjadi bangunan yang akan diterbitkan. Sebuah pos milik organisasi kemasyarakatan (ormas) Forum Betawi Rempug (FBR) juga termasuk salah satu bangunan yang akan ditertibkan.

Atas rencana itu, warga dan FBR jelas menolak. Mereka juga rencananya akan mendatangi DPRD DKI supaya para wakilnya di parlemen Jakarta menghentikan rencana pemerintah menertibkan bangunan mereka.

Satpol PP DKI Kebut Penertiban Alat Kampanye sampai ke Permukiman Warga

"Kami juga akan berusaha memperjuangkan nasib kami," ujar Syafril.

Syafril mengatakan, penolakan diakibatkan jauhnya tempat relokasi yang disediakan pemerintah. Warga, rencananya hendak direlokasi ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Marunda, Jakarta Utara. Sementara di Rawajati, warga telah banyak yang menjalankan usaha yang menghidupi mereka puluhan tahun.

"Dia tawarin warga pindah ke Rusun Marunda. Itu jauh sekali," ujar Syafril.

Syafril mencontohkan dirinya yang telah bermukim di sana bersama kakak dan ayahnya sejak tahun 1992. Selama 24 tahun, Syafril juga membuka usaha pecel lele di sana. Syafril khawatir, jika dipindah ke Marunda, usaha pecel lelenya tidak akan ramai dikunjungi pelanggan seperti sekarang. Menurut Syafril, puluhan warga lain juga memiliki kondisi yang sama dengannya.

"Kami semua (di sini) jualan, semua warga. Kalau kami pindah ke Rusun Marunda, nanti kita dari mana nyari duitnya?" ujar Syafril.

Syafril mengatakan, ia bukannya tidak mendukung program pemerintah. Menurut Syafril, pemerintah seharusnya memperhatikan nasib mereka ke depannya. Syafril mengatakan salah satu cara yang bisa ditempuh adalah pemerintah menyediakan rusun sebagai tempat relokasi yang lokasinya tak jauh dari tempat tinggal warga saat ini.

"Kami mau saja pindah jika Pemkot Jaksel itu menyediakan rusun yang dekat di Rawajati Barat," ujar Syafril.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya