Perampokan di Pulomas

Perampok Pulomas Gandeng Dody Masuk Rumah

Dodi Triono, pengusaha kaya yang menjadi korban pembunuhan di perumahan mewah Pulomas Jakarta Timur, Selasa (27/12/2016)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Instagram@dtr175

VIVA.co.id – Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol M Iriawan kembali menjelaskan kronologi perampokan di rumah mewah milik Dody Triono di Pulomas, Pulogadung, Jakarta Timur. Dapat dipastikan bahwa Ramlan Butarbutar atau Kapten Pincang, pimpinan kelompok perampok sadis ini memilih dengan acak targetnya.

Reza Indragiri: Kematian Ibu dan Anak di Depok Mirip dengan Kasus Pembunuhan di Pulomas

Setelah melakukan pemeriksaan CCTV di rumah korban selama 6 jam dengan durasi 20 menit, atau dalam rekaman sekitar pukul 14.24 wib sampai 14.40 wib, Senin, 27 Desember 2016. Polisi memastikan bahwa pelaku masuk dengan leluasa karena rumah tidak dikunci. Kejadian berawal saat sopir yang biasa bertugas di rumah kedua Dody datang ke rumah yang menjadi TKP dan mengambil sejumlah barang.

"Kedatangan sopir rumah kedua, mengambil kursi plastik katanya untuk acara," kata Kapolda di RS Kartika Pulomas, Kamis, 29 Desember 2016.

Lagi Pacaran, Pria di Pulomas Dibacok Lantaran Tidak Mau Serahkan Ponselnya

Setelah sopir keluar dari rumah, sopir yang barada di rumah itu tidak mengunci pagar. Lalu masuk Ramlan Butarbutar dan Erwin Situmorang. Secara tegas dapat dipastikan bahwa pelaku pertama adalah Ramlan karena jalannya yang pincang.

Ramlan kemudian melumpuhkan sopir dan masuk rumah disusul dengan Erwin Situmorang. Secara bersamaan sejumlah anak lalu turun dari lantai atas. Pelaku kemudian mengumpulkan para pelaku di dalam kamar mandi. Dari rekaman ini dipastikan bahwa pelaku tidak ada rencana masuk dan mencari Dody Triono.

Polisi Tidur Diprotes Pesepeda hingga Dihancurkan, Ini Aturannya

“Karena yang pertama mereka katakan adalah dimana kamar Bapak, bukan dimana Bapak," katanya.

Saat menuju kamar Dody, kemudian muncul Diona Arika Andra Putri. Pelaku Pius Pane alias Yus Pane sempat beberapa kali memukul korban karena tidak ingin dibawa ke kamar mandi.

"Di atas, Diona diseret oleh Pius dan dipukul pakai pistol. Dia diseret karena tidak mau turun. Dari lanti dua sampi tangga bawah diseret dan dimasukan kamar mandi," katanya.

Setelah 10 orang dimasukan dalam kamar mandi dan pelaku selesai mengumpulkan barang berharga di rumah Dody, mereka kemudian bersiap pergi. Tapi secara kebetulan Dody Triono datang dengan mobilnya dari luar rumah.

Pelaku kemudian menunggu mobil Dody masuk. Bahkan pelaku Pius yang membuka pintu mobil Dody. Dengan santai Pius kemudian menggandeng Dody masuk ke dalam rumah. Ini dengan ancaman pistol.

"Ini bukan menunggu, tapi kebetulan. Sudah selesai dan akan keluar. Mobil dibuka oleh pelaku, dengan santai mengandeng dan membawa korban masuk rumah," katanya.

Dari hasil aotupsi, enam korban meninggal karena kekurangan oksigen, dan perkirakan meninggal antara pukul 06.00 Wib sampai pukul 08.00 Wib. Dari hasil identifikasi dan keterangan saksi, korban berupaya keluar dari dalam kamar mandi. Gagang pintu kamar mandi bagian dalam dirusak korban, ini karena korban berupaya keluar. Tapi karena material pintu berkualitas baik, maka mereka tidak bisa membongkar pintu.

“Pintu kokoh, rumah bagus sekali. dengan tata ruang yang baik,” katanya. 

Sejak sekitar pukul 15.00 Wib, korban baru bisa keluar pada pukul 09.00 Wib. Lima korban dipastikan meninggal di tempat, satu korban meninggal dalam perjalanan. Sementara lima korban selamat dan harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Pada pukul 07.00 Wib, ada kawan dari Diona yang datang. Tapi karena tak ada orang yang menyambut kedatangannya, maka dia pergi lagi. Baru pada pukul 09.00 Wib, salah satu keluarga korban datang dan diketahuilah aksi penyekapan dan perampokan itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya