- Reuters/Yannis Behrakis/Files
VIVA – Sebuah bendera Palestina sebesar gerbang masuk kawasan Monumen Nasional atau Monas, membentang lebar di pintu masuk arah Medan Merdeka Selatan.
Tak ayal, titik itu pun kerap menjadi tempat selfie (swafoto) bagi sebagian rombongan peserta aksi, yang datang dari berbagai penjuru wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Salah satunya adalah Samri (32) yang datang bersama rombongan sekitar 50 orang, dari kawasan Roxy, Jakarta Barat, sejak Minggu pagi tadi, 17 Desember 2017, pukul 05:30 WIB.
Dia mengaku keikutsertaannya dalam Aksi Bela Palestina ini merupakan bentuk dukungan moril kepada sesama kaum Muslim di Palestina, yang semakin tertindas akibat keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terkait masalah Yerusalem.
"Dukungan moral kepada Palestina, biar Presiden Trump itu mengubah keputusannya (soal Yerusalem)," ujar Samri, saat ditemui di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Minggu.
Samri menilai, apa yang dilakukan Presiden Amerika tersebut jelas-jelas sangat merugikan warga Palestina, sehingga memancing reaksi keras dari dunia internasional.
Sehingga, dia pun mengutuk keras kebijakan Trump tersebut, sekaligus protes kepada aksi pembantaian terhadap warga Palestina yang kerap terjadi hingga kini.
"Karena (kebijakan Presiden Trump) merugikan banget lah buat warga Palestina. Jadi, kita sebagai orang Islam tuh harus sama-sama berjuang," kata Samri.
"Pembantaian di Palestina itu sungguh biadab, jadi warga Indonesia mengutuk keras perbuatan tersebut dan kebijakan Presiden Trump (terkait Yerusalem)," ujarnya.
Pantauan VIVA di lapangan, massa di sekitar Gerbang Monas kawasan Medan Merdeka Barat masih terlihat mengerumun, dan berusaha masuk ke kawasan Monas.
Langit yang sebelumnya terlihat cerah, mulai ditutupi awan hitam dengan gerimis kecil yang mulai turun di kawasan tersebut, sehingga membuat sebagian peserta aksi berlarian mencari tempat berteduh.
