Tata Cara Salat Gerhana Bulan

Ilustrasi Gerhana Bulan Total
Sumber :
  • www.pixabay.com/skeeze

VIVA – Tepat 31 Januari 2018, akan terjadi gerhana bulan total (GBT) bertepatan dengan 14 Jumadil Ula 1439H. Dirjen Bimas Islam Kementrian Agama, Muhammadiyah Amin menjelaskan gerhana bulan total ini bisa diamati dari seluruh wilayah Indonesia.

Gerhana Bulan Diprediksi Terjadi 29 Oktober 2023, Kemenag Ajak Umat Salat Khusuf 

Awal GBT ini diperkirakan terjadi pukul 19.51 WIB dengan puncaknya pada pukul 20.29 WIB dan berakhir pukul 21.07 WIB. Untuk Indonesia bagian timur gerhana ini bisa dilihat pada pukul 20.48 WIT, untuk bagian tengah bisa disaksikan pada pukul 19.48 WITA.

"Puncak gerhana akan terjadi pada pukul 20.29 WIB," kata Amin di Jakarta, Kamis, 25 Januari 2018.

Gerhana Bulan Total Terpantau Jelas di Maluku Utara, Berlangsung 1 Jam 25 Menit

Sehubungan dengan itu, Amin mengajak umat Islam untuk melaksanakan Salat Gerhana atau Salat Khusuf.

Menurutnya, Kementerian Agama telah menerbitkan seruan kepada para Kepala Kanwil Kemenag untuk  menginstruksikan Kepala Bidang Urusan Agama Islam/Kepala Bidang Bimas Islam/Pembimbing Syariah, Kepala Kemenag Kabupaten/Kota, dan Kepala KUA untuk bersama para ulama, pimpinan ormas Islam, imam masjid, aparatur pemerintah daerah dan masyarakat untuk melaksanakan Salat Gerhana Bulan Parsial di wilayahnya masing-masing.

8 Macam Gerhana yang Harus Diketahui, Ada Hibrida dan Bintang

"Pelaksanaan Salat Gerhana disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerahnya masing-masing," ujarnya.

Adapun tata cara Salat Gerhana dimulai dari niat, takbiratul ihram, yaitu bertakbir sebagaimana salat biasa. Dilanjutkan membaca doa iftitah dan berta’awudz. Kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih)

"Sebagaimana terdapat dalam hadis Aisyah: Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam menjaharkan (mengeraskan) bacaannya ketika Salat Gerhana (HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)," terang Amin.

Kemudian, setelah membaca Al Fatihah dan surat panjang dilanjutkan dengan rukuk, i'tidal. Dan setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang.

"Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama. Kemudian rukuk kembali (rukuk kedua) yang panjangnya lebih pendek dari rukuk sebelumnya. Kemudian bangkit dari rukuk (i’tidal), kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku. Lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali."

Setelah itu, bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat kedua sebagaimana rakaat pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya dan diakhiri salam.

"Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jemaah yang berisi anjuran untuk berzikir, berdoa, beristighfar, bersedekah." (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya