Minta Bantuan Polisi Australia soal CCTV Novel, Hasil Nihil

Novel Baswedan tiba di Tanah Air, Kamis, 22 Februari 2018.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

VIVA – Kepolisian Australia, atau Australian Federal Police juga disebut mengalami kendala dalam memeriksa rekaman kamera closed circuit television (CCTV) yang terpasang di sekitar Masjid Jami Al Ihsan, lokasi penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan.

Akun TikTok Disita, Polisi Pastikan Galih Loss Belum Dapat Untung dari Kontennya

"Misalnya, sudah ada hasil CCTV, teyapi setelah kita cek, kita lihat ternyata tidak jelas. Sudah kita minta bantuan (ahli) dari Australia, ternyata tidak jelas juga," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis 22 Februari 2018.

Menurut dia, bukan hanya satu kamera CCTV yang diperiksa. Bahkan, kamera CCTV yang ada di radius 500 Meter dari lokasi kejadian pun turut diperiksa, namun hasilnya masih nihil.

Judi Slot Higgs Domino dan Royal Dream Dibongkar Polisi, Omzetnya hingga Rp 30 Miliar

"Kami cek satu per satu, kemudian setelah kami tanya ke pemilik CCTV, ternyata tidak semuanya selalu merekam. Jadi, di situ kesulitannya," ujar Argo.

Polri memutuskan untuk melibatkan Kepolisian Australia, guna mengungkap kasus penyiraman air keras ke wajah penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan.

Pengakuan TikToker Galih Loss Soal Video Diduga Menistakan Agama: Saya Menyesali Semua

Menurut Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono, keterlibatan AFP dalam kasus ini sebatas memeriksa barang bukti berupa hasil rekaman kamera keamanan, atau CCTV.

Hanya sayangnya, hasil rekaman itu memiliki kualitas gambar yang kurang baik. Sementara itu, AFP selama ini dikenal memiliki teknologi yang canggih untuk memperjelas gambar hasil rekaman CCTV. 

"Kami tak bisa memeriksa ya, karena resolusinya rendah, surat sudah dikirim ke Kedubes Australia dan akan dikirim ke Australia," kata Argo di Markas Polda Metro Jaya, Senin 7 Agustus 2017.

Novel mengalami teror penyiraman air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017. Namun, hingga saat ini polisi belum juga berhasil mengungkap dan menemukan para pelakunya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya