Total Empat Korban dan 85 Rusak akibat Gempa di Solok

Rumah warga di Solok, Sumatera Barat rusak dihantam gempa bumi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Andri Mardiansyah (Padang)

VIVA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Solok di Sumatera Barat merilis data terbaru tentang dampak bencana gempa bumi pada Sabtu pekan lalu.

Gempa M 5,4 Guncang Kepulauan Seribu, Tak Berpotensi Tsunami

Berdasarkan pemutakhiran data pada Senin, 23 Juli 2018, jumlah korban empat orang: satu meninggal dunia dan tiga luka-luka ringan akibat tertimpa reruntuhan bangunan. Jumlah bangunan/rumah yang rusak gara-gara lindu itu mencapai 85 unit, semua tersebar di tiga kecamatan, yaitu Danau Kembar, Gunung Talang, dan Lembah Gumanti.

Bangunan/rumah yang rusak terdiri 18 rumah rusak berat, 63 rusak ringan, dan 4 unit rusak sedang. Satu di antaranya juga sebuah musala yang rusak kategori sedang.

Gempa Bumi Lombok, Satu Korban Tertimpa Bangunan

BPBD masih memeriksa lokasi-lokasi gempa untuk memastikan tidak ada korban dan kerusakan lain. Juga untuk memastikan masa tanggap darurat dapat segera diakhiri atau malah diperpanjang. "Data ini sifatnya masih sementara, karena pendataan terus dilakukan," kata Sekretaris BPBD Kabupaten Solok, Edward.

Seismograf portabel

Penampakan Rumah di Lombok Utara yang Roboh Akibat Gempa Bumi

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memasang alat seismograf digital portabel di episenter patahan yang aktif bergerak, yaitu segman Sianok di Kabupaten Solok.

Alat itu dipasang guna memantau atau merekam getaran lindu akibat peningkatan aktivitas sesar Sumatera, terutama pada segmen Sianok. Melalui alat ini akan diketahui keakuratan data gempa yang diperoleh.

Seismograf digital yang dapat mudah dipindahkan itu juga untuk memantau dan melihat potensi gempa susulan di segmen Sianok 

Berdasarkan pantauan setelah gempa Sabtu lalu, gempa susulan di segmen Sumani terekam hanya sekali, namun sudah mulai menurun aktivitasnya. Potensi gempa susulan bisa terjadi kapan saja. 

"Kita akan sosialisasikan kepada masyarakat. Masyarakat juga diminta untuk tetap waspada dan tidak terpengaruh dengan isu-isu yang menyesatkan," kata Fajar Dwi Prasetyo, Pelaksana Tugas Kasgeof Padang Panjang.

Selain merusak puluhan rumah warga dan satu korban jiwa, lindu itu juga menyebabkan kerekahan tanah di sejumlah titik, terutama dikawasan Batang Barus. Tanah retak merupakan ancaman baru bagi warga karena suatu saat bisa saja terjadi pergerakan tanah atau longsor.

Usai pendataan dan monitoring kegempaan di segmen Sumani, BMKG akan mengevaluasi dan membuat rekomendasi untuk diserahkan kepada pemerintah daerah. "Soal langkah antisipasi seperti apa ke depan, itu tergantung dari pemerintah. Kita hanya merekomendasikan," kata Fajar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya