- ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
VIVA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) mencatat hingga hari ini Senin 6 Agustus 2018 telah terdapat 184 kali gempa susulan yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Dari 184 gempa tersebut hanya 13 gempa besar yang dirasakan oleh masyarakat.
Kepala BMKG, Dwikorita Kamawati mengatakan setelah gempa besar yang terjadi pada Minggu malam, masih ada sejumlah energi yang dilepaskan dari sesar naik Flores. Namun, sejumlah energi tersebut berangsur-angsung lemah sehingga kekuatan yang dirasakannya semakin kecil.
Menurut dia, berdasarkan 120 sensor gempa yang dipasang di seluruh Indonesia, gempa susulan yang dikeluarkan dari sesar naik Flores ini tertinggi sebesar 5,7 skala richter (SR) dan terendah atau tidak dirasakan masyarakat sebesar 2,6 SR.
"Untuk gempa susulan terbesar dan dirasakan masyarakat yaitu 5,7 SR dan terjadi kemarin malah setelah gempa besar 7 SR. Dan sekarang yang terendah yang tercatat sebesar 2,6 SR, itu tidak dirasakan," jelas Rita, dalam wawancara bersama tvOne, Senin 6 Agustus 2018.
Ia menuturkan, dengan semakin lemahnya tenaga dari gempa susulan tersebut, BMKG mengimbau pada masyarakat untuk tidak lagi percaya para isu yang tidak bertanggung jawab. Terlebih pada isu Tsunami yang sebenarnya sudah diakhiri kemarin sehingga dimungkinkan tidak terjadi lagi.
Selain itu, Rita juga mengimbau kepada masyarakat untuk menjauhi sejumlah bangunan yang sudah rusak akibat gempa besar yang terjadi pada Minggu malam. Masyarakat juga diharapkan menjauh dari lereng gunung atau batuan yang kemungkinan rapuh akibat gempa besar 7 SR kemarin.
"Hindari bangunan rusak karena walaupun gempa susulan kecil bisa saja mengakibatkan bangunan rusak bisa roboh. Dan jauhi lereng karena rapuh dan bisa saja longsor," ujarnya.