Indonesia Kontributor Sampah Terbesar Dunia, Ini Kata Kementerian LHK

Para siswa aksi bersih-bersih pantai dalam acara CCU di pantai dekat PLTU Paiton
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK kesal karena Indonesia disebut  sebagai penyumbang sampah laut terbesar kedua di dunia oleh salah satu lembaga penelitian asing. 

Belum Mampu Atasi Banjir dan Macet di DKI, SPJ beri Rapor Merah Kinerja Heru Budi

KLHK pun melakukan penelitian tandingan pada 2017. Hasilnya, tahun itu tercatat 1,2 juta ton sampah laut, sangat jauh dari hasil penelitian lembaga asing. 

"Ada lembaga dari Prancis yang mengatakan Indonesia terbesar kedua kontributor sampah dunia, setelah China. Kami tanya, itu metodenya apa, belum ada jawaban," kata Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran Pesisir dan Lautan pada KLHK, MR Karliansyah, saat costal clean up atau CCU di Desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Selasa, 25 September 2018.

Toyota Eco Youth 2024: Berkat Sampah Bisa Ketemu Barack Obama

Dia menjelaskan, KLHK kemudian melakukan penelitian pembanding untuk menjawab hasil riset asing tersebut. Penelitian dilakukan di 18 kabupaten/kota, diantaranya di kawasan pesisir Surabaya, Jawa Timur, dengan metode yang diakui oleh dunia dan PBB. 

"Hasil penelitian kami tahun 2017, tercatat 1,2 juta ton sampah laut, sangat jauh dari hasil penelitian asing itu," ujar Karliansyah.

Stafsus Menkeu: Bea Cukai Bukan Keranjang Sampah

Dari 1,2 juta ton sampah laut itu, 30 persen diantaranya adalah sampah plastik. Sisanya adalah berbagai jenis sampah seperti ranting kayu dan dedaunan. 

"Sumber sampah laut ada dua, bisa dari darat terbuang ke laut sebanyak kira-kira 50 sampai 70 persen, sisanya dari laut sendiri," tandas Karliansyah. 

CCU digelar di pesisir dekat pembangkitan listrik tenaga uap Paiton di Probolinggo. Beragam kegiatan digelar di sini, diantaranya kemah hijau pelajar se-Jawa Timur. Pada Selasa pagi, digelar pula aksi bersih-bersih pantai. 

"Mari kita bebaskan laut kita dari sampah plastik. Kalau nanti dibiarkan, anak-anak kita akan jadi generasi idiot. Kenapa? Karena makanannya (ikan mengandung) plastik," ujar Karliansyah.

Direktur Operasi 1 PT Pembangkitan Jawa Bali atau PJB, Sugianto, selaku fasilitator CCU mengatakan bahwa pada prinsipnya pihaknya mendukung program pemerintah terkait lingkungan hidup. PLTU Paiton sendiri lebih dari sekali memperoleh proper emas, penghargaan bagi perusahaan dalam hal pengelolaan lingkungan. 

"PLTU Paiton sudah 25 tahun beroperasi  dan tetap menjaga iklim dan lingkungan," kata Sugianto. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya