Sekolah Hancur akibat Bencana akan Dibangun Lagi Berbasis Zonasi

Sejumlah siswa korban gempa bumi belajar di tenda sekolah darurat.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

VIVA – Sebanyak 2.736 bangunan sekolah dasar hingga SMA sederajat rusak ringan hingga rusak berat akibat bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memastikan sekolah yang rusak itu akan dibangun kembali berdasarkan sistem zonasi. 

Kebut Pembangunan Pasca Gempa-Tsunami di Sulteng, Lebih 5 Ribu Huntap Disiapkan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, pembangunan sekolah tahan gempa akan diserahkan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR).

“Untuk daerah terdampak gempa Sulawesi Tengah, sekolah yang rusak berat akan kita relokasi, termasuk yang di Lombok. Demikian juga dengan sekolah yang berada di kawasan rawan bencana,” kata dia usai acara membuka ‘Muhammadiyah Jogja Expo 1’ di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Jumat 5 Oktober 2018.

Marahi Anggota DPR, Menko Muhadjir: Kayak Malaikat Tanya Terus Pergi

Relokasi dengan sistem zonasi di kawasan terdampak bencana gempa di Lombok dan Sulawesi Tengah ini akan menjadi percontohan bagi proyek pembangunan sekolah di wilayah lain.

Bersama dengan KemenPUPR, pembangunan ulang sekolah di kawasan rawan bencana akan dikaji secara mendalam. Baik tentang lokasi relokasi yang aman dari bencana maupun model bangunannya.

Tolong! Masih Banyak Korban Gempa Palu di Penampungan Dihantui Corona

“Ke depan kami berharap, relokasi sekolah yang rusak ini akan disertakan dalam program relokasi pemukiman penduduk rawan bencana. Sistem zonasi yang kita terapkan mulai tahun ini menjadi acuan dasarnya,” katanya.

Mantan Rektor UMM ini juga mengatakan, Sabtu 6 Oktober 2018 besok dirinya bersama tim dari Kemendikbud akan bertolak ke Palu. Untuk melihat secara langsung kerusakan sarana pendidikan dan mendatanya.

Dalam kunjungannya, beberapa bantuan sarana dan prasarana pendidikan juga akan dibawa serta dengan diangkut Hercules milik TNI-AU. Termasuk tenda sekolah darurat yang bisa segera didirikan dengan sekitar pengungsian.

“Berjalannya proses belajar mengajar menjadi prioritas kami di Palu. Kami akan kumpulkan para guru dan meminta secepatnya menghidupkan kegiatan,” tambahnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya