Usai Banjir Bandang, Buaya Bermunculan di Pasaman Barat

Warga menangkap buaya di Pasaman Barat.
Sumber :
  • VIVA/Andri Mardiansyah

VIVA – Memasuki hari ke tujuh pasca banjir bandang, kondisi Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, masih belum pulih. Hingga kini, ribuan warga di beberapa daerah masih terisolasi lantaran akses menuju ke sana putus. Akibatnya, bantuan logistik berupa makanan, minuman hingga obat-obatan jadi terhambat.

Ribuan Rumah dan Ratusan Hektare Sawah di Tasikmalaya Terendam Banjir

Penyakit diare, gatal-gatal dan demam berdarah menghantui warga Pasaman. Warga pun berharap, pemerintah setempat lebih cepat tanggap lagi menangani seluruh warga yang terdampak.

Selain penyakit, kini warga juga dihadapi dengan ancaman serius yang setiap saat bisa saja membahayakan keselamatan. Ancaman itu yakni, munculnya buaya-buaya Muara di sejumlah titik aliran sungai. Munculnya buaya muara ini, tentu saja mencemaskan warga, karena bisa saja buaya itu menyerang dan membahayakan keselamatan.

Sindir Heru Budi, Ketua DPRD: Siapapun Pj Gubernurnya Kalau Gak Radikal Ya Jakarta Tetap Banjir

Warga Pasaman Barat menangkap Buaya Pasca Banjir di Sumbar.

Dari total Lima ekor buaya yang diduga muncul ke permukaan dan menampakkan diri, satu ekor di antaranya sudah berhasil ditangkap tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam Resor Pasaman bersama warga. Mereka menangkap buaya tersebut Rabu 17 Oktober 2018 sekira pukul 13.25 WIB di aliran sungai Batang Bayang Teluk Ambu, Kecamatan Kecamatan Lembah Melintang.

China Dilanda Banjir Bandang, 4 Orang Tewas dan 10 Hilang

Saat ini, satu ekor buaya dewasa dengan  panjang 2,5 meter itu sudah dibawa ke tempat penangkaran di Taman Kota, Pasaman Barat Padang Tujuh, sebelum kemudian dilepas kembali ke habitat aslinya.

Untuk mengantisipasi, tim dari Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Pasaman, saat ini masih melakukan perburuan dan memasang plang tanda bahaya di sepanjang aliran sungai yang diduga menjadi tempat berjemurnya buaya-buaya muara itu.

“Kemarin satu ekor buaya muara berhasil kita tangkap. Buaya itu sekarang sudah kita bawa ke tempat penangkaran,” kata Kepala Resor BKSDA Pasaman, Rully Permana, Kamis, 18 Oktober 2018.

Terkait, perilaku satwa itu, Rully mengimbau kepada seluruh masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai, untuk tidak mendekati area bertelur, sarang dan tempat berjemurnya buaya-buaya itu.

Selain itu, dianjurkan untuk memasang jaring dengan radius 50 meter ke arah hulu dan hilir sungai, guna mencegah buaya itu mendekat. Jaring ini, merupakan perimeter pembatas gerak satwa.

Penampakan buaya di Pasaman Barat usai banjir.

“Harus ada perimeter pembatas gerak satwa berupa jaring sepanjang 50 meter ke arah hulu dan hilir sungai. Perimeter ini yang akan menghambat buaya itu,” ujar Rully.

Rully menjelaskan, pihaknya saat ini selain memonitoring di sepanjang aliran sungai, juga sudah memasang plang pemberitahuan di tiik-titik habitat. Hal ini, merupakan upaya untuk mencegah akses warga untuk mendatangi tempat keberadaan satwa itu.

“Walau sudah ada plang pemberitahuan, namun kita juga mengimbau kepada warga untuk selalu waspada, dan segera melaporkan ke kita jika melihat adanya buaya itu,” kata Rully.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya