Teror di Trans Papua, Kapolri Sebut 19 Pekerja Tewas 1 Anggota TNI

Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan jumlah pekerja Trans Papua yang tewas oleh kelompok bersenjata di Distrik Yigi, Kabupetan Nduga sebanyak 19 orang. Ditambah seorang anggota TNI, sehingga totalnya menjadi 20 korban jiwa.

Prajurit Kidang Kencana Siliwangi Sweeping Jalur Trans Papua, Ada Apa?

"Informasi sementara adalah 20 (korban tewas). 19 pekerja, dan 1 anggota TNI yang gugur," kata Tito saat menyampaikan keterangan pers di Istana Merdeka, Rabu, 2 Desember 2018.

Tito menjelaskan, para pekerja itu dibawa oleh kelompok bersenjata menuju suatu tempat. Jaraknya dari kamp pekerja sejauh 5 kilometer dengan berjalan kaki. Di situlah, para pekerja yang sedang menyelesaikan pembangunan jalan Trans Papua dieksekusi secara sadis oleh kelompok bersenjata.

Ratusan Kendaraan Terjebak di Jalan Trans-Papua Ruas Jayapura-Wamena sejak Desember 2022

Sehari setelah melakukan pembunuhan terhadap para pekerja, kelompok ini menurut Kapolri, juga menyerang Pos TNI di Mbua.

"Saya kira pos ini didirikan untuk dari teman-teman TNI untuk menjaga para pegawai pekerja tadi, itu juga diserang. Kekuatan 21 orang diserang. Setelah itu terjadi perlawanan dan mereka mundur, tapi sempat satu orang gugur," ujar Tito.

6 Korban Kerusuhan Dogiyai Papua Ditemukan, Satu Jadi Mayat

Untuk mengejar pelaku itu, Tito mengatakan bahwa tim gabungan sudah menuju ke lokasi. Tim ini gabungan dari unsur TNI dan Polri, dipimpin oleh Kapolda dan Pangdam setempat.

Sebelumnya, jumlah korban tewas pekerja di Nduga memang sempat simpang siur. Informasi awal menyebutkan 24 orang tewas, beberapa orang berhasil melarikan diri. Sedangkan juru bicara Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal menyebutkan informasi yang dia terima 31 orang yang tewas.

Lokasi yang sulit dijangkau dan tidak ada jaringan komunikasi (blank area) membuat informasi terkait jumlah korban menjadi simpang siur. Di samping itu, medan yang terjal membuat aparat sulit menembus ke lokasi untuk mengevakuasi para korban.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, kelompok bersenjata Papua diduga mengamuk dan membantai para pekerja itu. Mereka marah saat mengetahui ada pekerja yang mengabadikan gambar upacara hari ulang tahun (HUT) Organisasi Papua Merdeka (OPM) 1 Desember yang tak jauh dari lokasi kejadian.

Staf Khusus Presiden untuk Papua, Lenis Kogoya, membenarkan sebab terjadinya penembakan pekerja sipil proyek Trans Papua. Menurut Lenis, kelompok bersenjata ini mengira pekerja yang sengaja mengambil gambar acara kelompok ini sebagai mata-mata (intelijen) aparat keamanan RI.

"Kalau soal pekerjaan jalan mereka tidak marah, tidak ada kaitannya sama sekali (dengan proyek Trans Papua). Ini musibah. Terjadi pembunuhan jumlahnya tidak pernah sebanyak dari ini," ujar Lenis di acara tvOne, Selasa, 4 Desember 2018. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya