DPR Minta Budi Waseso Usut 6.000 Ton Beras Bulog yang Busuk

Dirut Perum Bulog, Budi Waseso
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA – Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Darori Wonodipuro meminta Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengusut tuntas 6.000 ton beras tidak layak konsumsi, karena hancur dan berbau busuk yang ditemukan di gudang Bulog Subdivre di wilayah Ogan Komering Ulu atau OKU. 

Kebutuhan Beras SPHP se-Kalbar Hampir 200 Ton per Hari

“Penemuan beras busuk di OKU ini, harus diinvestigasi dan diusut tuntas,” kata Darori di Jakarta, Kamis 7 Feruari 2019.

Darori menjelaskan, beras busuk karena petugas Bulog lamban mendistribusikannya. Hal ini dapat karena minimnya koordinasi antara Bulog Daerah dan Bulog Pusat.

Bantuan Pangan Beras Diklaim Berhasil Tekan Inflasi di 2023, Bulog Beberkan Datanya

“Mestinya, ada data di pusat, di daerah mana ada stok atau masih kurang. Dengan data itu, kan bisa disebarkan. Nah, ini kan tidak,” kata dia.

Itu sebabnya, Darori meminta, Dirut Bulog untuk melakukan pemeriksaan secara internal. Bila terjadi pelanggaran, dapat dilaporkan ke aparat kepolisian dan penegak hukum lainnya. 

Bulog Siap Impor 1 Juta Ton Beras pada 2024, Antisipasi Krisis Pangan

“Ditelusuri dulu, apa penyebabnya. Kalau begini, pasti ada kesalahannya,” ucap dia.

Darori berpandangan, banyaknya beras busuk di gudang Bulog ini disebabkan oleh kualitas gabah yang dibeli dari petani. Sebab, kualitas gabah buruk, daya tahan beras saat disimpan akan menurun. 

Sayangnya, kondisi ini tak menjadi fokus dari Bulog. Sebagian gudang Bulog malah menahan pendistribusian beras.

“Jadinya busuk. Kenapa ini dibiarkan? Saya pernah melihat langsung. Saya bawa beberapa karung dan menunjukkannya kepada Kepala Bulog,” kata dia.

Seharusya, lanjut dia, bila Bulog daerah memiliki stok beras berlebih, mereka membagikan kepada daerah lain. Hal ini dilakukan, untuk mencegah kerusakan beras. 

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso meyakini, pihaknya bisa mengekspor beras ke sejumlah negara. Buwas mengatakan, ekspor beras dilakukan untuk memaksimalkan penyerapan produksi beras dalam negeri saat panen raya pada bulan April hingga Mei 2019.

"Ada beberapa negara yang kita hubungi dan siap untuk membeli karena mereka butuh. Yang jelas, ASEAN sudah siap," kata dia pada rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI dan Kementerian Pertanian di Kompleks MPR/DPR Jakarta, Senin kemarin. 

Seperti diketahui, sekitar 6.000 ton beras ditemukan membusuk di gudang milik Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre Ogan Komering Ulu (OKU) di Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan (Sumsel), Senin 4 Februari 2019. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya