Logo timesindonesia

UGM Latih Masyarakat Olah Kotoran Sapi Jadi Sumber Energi

Program pemanfaatan kotoran sapi untuk memasak dan kompos/pupuk. (FOTO: UGM/TIMES Indonesia)
Program pemanfaatan kotoran sapi untuk memasak dan kompos/pupuk. (FOTO: UGM/TIMES Indonesia)
Sumber :
  • timesindonesia

Universitas Gadjah Mada (UGM) membantu masyarakat mengolah kotoran sapi menjadi sumber energi untuk bahan bakar rumah tangga. Kegiatan ini dilakukan di Desa Selopamioro Kecamatan Imogiri, Bantul, DIY. Yakni, memanfaatkan kotoran sapi untuk memasak dan kompos/pupuk.

Aktivitas yang dilakukan Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian (DTPB FTP) UGM tersebut didanai dana hibah dari Yanmar Environmental Sustainability Support Association (YESSA) Jepang. Kegiatan ini yang dilakukan pada 2017 bertema Knowledge Development for Agricultural Sustainability in Agropolitan Area for Community Welfare.

Tim DTPB UGM, Dr Joko Nugroho mengatakan, kegiatan ini merupakan pemanfaatan limbah kotoran ternak sapi yang dikonversi menjadi gas metana dalam biodigester. Gas metana yang dihasilkan menjadi sumber energi yang bisa digunakan sebagai bahan bakar kompor gas untuk keperluan memasak warga.

“Hasil samping dari konversi limbah kotoran sapi menjadi gas metana adalah slurry atau ampas biogas berbentuk campuran padat cair yang tidak berbau dan tidak mengundang serangga,” kata Joko dalam siaran pers yang diterima TIMES Indonesia.

Joko menambahkan, limbah slurry ini pun menggagas pemanfaatan slurry sebagai pupuk untuk sayuran dengan polybag. Program ini sejalan dengan program penanaman sayuran untuk memanfaatkan halaman secara produktif. Beberapa tanaman yang sudah ditanam oleh kelompok wanita tani seperti tomat, cabai, dan terong.

Manfaat utama rangkaian kegiatan ini adalah peningkatan sanitasi lingkungan dengan berkurangnya bau kotoran sapi. “Manfaat lain adalah penghematan pengeluaran (energi) rumah tangga baik untuk pembelian gas maupun pembelian sayuran. Selanjutnya, terjadi peningkatan keamanan pangan dan kesehatan masyarakat,” jelas Joko. (*)