AHY, Emil Dardak dan Bos Gojek Disebut Figur Milenial Berpengaruh

Direktur Eksekutif ASI Ali Rif'an
Sumber :
  • VIVA/Eduward Ambarita

VIVA – Nama Ketua Satuan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhyono atau AHY, dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, disebut sebagai figur yang sangat berpengaruh di kalangan milenial.

Darmizal Sebut Somasi SBY Tidak Memiliki Dasar Hukum

Berdasarkan temuan lembaga Arus Survei Indonesia (ASI) bertema 'Mencari Figur Milenial Potensial Jadi Menteri', nama keduanya paling teratas dari kalangan profesional dan partai politik.

Lewat enam poin penilaian, AHY yang juga putra sulung Susilo Bambang Yudhyonono itu, mendapat penilaian tertinggi dari tiga aspek. 

Siap Hadapi Demokrat, Prof Yusuf Henuk: Tidak Ada Bahasa Menghina

"Dalam aspek kompetensi dan kapabilitas, nama Agus Harimurti Yudhyono atau Demokrat 7,9 persen, Taj Yasin Maimoen (Wagub Jawa Tengah) 6,94 persen dan Grace Natalie (PSI) 6,94 persen dan Diaz Hendropriyono (PKPI) 6,52 persen," kata Direktur Eksekutif ASI, Ali Rif'an, saat menyampaikan keterangan pers di kawasan Jakarta Pusat, Kamis 14 Maret 2019. 

Riset yang dilaksanakan pada 26 Februari-12 Maret 2019 itu, mengundang para pakar atau public oponion makers untuk memberikan penilaian. Mereka menilai bahwa rentang usia 41-50 tahun merupakan usia yang paling ideal menjadi menteri. 

Curhat AHY yang Jadi Korban Hoax Lantaran Demokrat Tolak UU Ciptaker

Dari kalangan, profesional nama-nama milenial yang dianggap tepat menjadi menteri ialah, Emil Dardak (7,94 persen) CEO Go-Jek Nadiem Makarim (7,54 persen), Witjaksono yang merupakan pengusaha dan pemilik Dua Putra Utama Makmur (DPUM) Witjaksono (7,14 persen) dan Ahmad Zaky (7,01 persen) dan Inayah Wahid (7,01) persen.

Dalam paparannya, Ali mengatakan riset ini menggunakan metode uji kelayakan figur melalui tiga tingkat yakni meta analisis, focus group discussion dan penilaian pakar itu sendiri. 

Terdapat 110 pakar yang menjadi juri penilai di antaranya dari beragam profesi seperti akademisi, jurnalis, peneliti, partai politik, organisasi kemasyarakatan, pengusaha muda, mahasiswa, budayawan dan kalangan profesional. (lis)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya