Situs Pra-Majapahit di Malang Berkaitan Perjalanan Ken Arok Jadi Raja

Situs Sekarang di area proyek jalan tol Malang-Pandaan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, setelah dieskavasi sementara oleh tim arkeolog BPCB Trowulan.
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Tim arkeolog menduga Situs Sekaran yang mereka temukan di area proyek jalan tol Malang-Pandaan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, adalah bangunan kompleks hunian terdiri atas gugus-gugus atau beberapa cluster.

7 Kontroversi Arya Wedakarna: Tolak UAS, Penodaan Agama hingga Rasis ke Muslimah

Berdasarkan hasil ekskavasi atau penggalian, Badan Peninggalan Cagar Budaya (BPCB) Trowulan meyakini kompleks bangunan itu bukan permukiman kalangan kasta sudra atau rakyat jelata. Fondasi batu bata dan struktur menyerupai gugus identik dengan rumah para raja atau orang penting di kerajaan.

"Ada area privat dan publik fondasinya batu bata, bangunan berbentuk kluster-kluster. Identik dengan rumah raja atau kedaton. Karena rumah kasta sudra tidak akan membuat fondasi batu bata; rakyat biasa rumahnya dari kayu," kata Ketua tim ahli BPCB Trowulan, Wicaksono Dwi Nugroho, kepada wartawan pada Sabtu, 23 Maret 2019.

Keras! Dahnil ke Jubir Amin: Teman-teman Ini Manis di Lidah tapi Menikam dari Belakang

Situs Sekaran diyakini berasal dari zaman pra-Majapahit. Dugaan sementara adalah kerajaan Singosari. Apalagi aktivitas Ken Angrok atau Ken Arok, berdasarkan kitab Pararaton, berada di wilayah Nagari Kabalon, hingga di wilayah Tugaran, yang kini menjadi Tegaron di kawasan Lesanpuro, Kota Malang.

Wicaksono berterus terang, hipotesis itu belum kuat karena masih butuh bukti lain yang lebih banyak dan lengkap. Namun dia berharap situs itu dapat sekalian menyibak teka-teki lain tentang pusat kerajaan Singosari ataupun kerajaan lain pra-Majapahit. Sebab sampai sekarang pun belum ditemukan lokasi yang diyakini pusat pemerintahan Majapahit.

Kuliner Kearifan Jawa Kuno yang Terinspirasi Kerajaan Majapahit di Bali

Situs Sekarang di area proyek jalan tol Malang-Pandaan di Kabupaten Malang, Jawa

Wicaksono menyebut, di sisi barat daya, ditemukan dua bangunan batur dan satu bangunan menyerupai altar. Di sisi selatan, ada bentangan struktur memanjang berupa pagar dan bangunan lain. Dugaannya situs ini adalah puri, kedaton, rumah raja, atau rumah pejabat kerajaan.

"Harapannya kita bisa menemukan titik terang dari pencarian selama ini. Ciri-ciri kedaton ada ruang-ruang, kita ambil analogi puri di Bali, kita lihat denah di puri Bali menyerupai di sini. Untuk itu kita butuh data atau sikapan lebih lanjut lagi. Memungkinkan memang peninggalan Singosari," ujarnya.

Menurut arkeolog pada Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono, penemuan Situs Sekaran berkaitan dengan kota tua di wilayah Malang timur. Penemuan situs itu seperti membuka tabir rahasia kota kuno dalam kitab Pararaton.

Dalam kitab itu disebutkan ada sebuah kota tua yang terletak di lereng Gunung Buring. Kota itu bernama Kabalon, sebuah daerah yang dikenal sebagai sentra industri emas. Bahkan dalam kitab Pararaton disebutkan Ken Arok pernah menolong Mpu Palot yang pulang dari Kabalon ke Turyantapada.

Sedangkan Situs Sekaran berada di lereng Gunung Buring. Ken Arok pernah belajar di Kabalon namun dia tidak dipercaya oleh warga Kabalon. Lantas ia pergi ke Tugaran. Letak Tugaran hanya tiga kilometer dari Situs Sekaran.

"Bagi Malang, Situs Sekaran ini penting karena selama ini belum mendapati permukiman yang kompleks sebagai rumah tinggal. Daerah ini ada indikasi desa-desa maju pada zamannya karena ada pertemuan sungai Amprong dan Sumber Jilu di lembah barat Gunung Buring. Desa dulu memanfaatkan air untuk irigasi," kata Dwi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya