Sidang Kasus Mutilasi, Oknum TNI Beri Ultimatum Sebelum Bunuh Pacarnya

Pengadilan Militer I-04 Palembang menggelar sidang kasus pembunuhan dan mutilasi
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Sadam Maulana (Palembang)

VIVA – Pengadilan Militer I-04 Palembang, kembali menggelar sidang lanjutan kasus pembunuhan dan mutilasi terhadap Fera Oktaria, yang diduga dilakukan oknum anggota TNI, Prada Deri Pramana di Penginapan Sahabat Mulia, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, 10 Mei 2019 lalu.

Terpopuler: Tukang Parkir Naik Haji, Jasad Dalam Koper di Bali hingga Mahasiswa STIP Tewas

Dalam sidang yang berlangsung hari ini, sejumlah saksi turut dihadirkan. Salah satunya Imelda (21 tahun), teman akrab korban. Dalam kesaksiannya, Imelda mengungkapkan, hubungan asmara antara Fera dan terdakwa Deri sudah berlangsung sejak 2015.

Pada awal pacaran, keduanya masih mesra tanpa pernah cekcok. Namun, setelah setahun pacaran, Deri mulai berperilaku kasar kepada kekasihnya itu. Bahkan, dia tidak segan melakukan penganiayaan. 

Terpopuler: Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Harta Pj Gubernur DKI hingga Nomor Tilang Elektronik

"Sekitar 2017, saya pernah melihat korban dan pelaku ini bertengkar di rumah Fera. Waktu itu, Fera dicekik Deri. Mereka ribut masalah memori handphone," ujar Imelda, Selasa 6 Agustus 2019. 

Menurut Imelda, Fera sudah beberapa kali menceritakan kepadanya tentang sikap kasar Deri. Fera pun mengaku ketakutan dengan Deri, yang sering melakukan penganiayaan. 

Jasad Dalam Koper Ditemukan di Bali, Wanita Michat Asal Bogor Dibunuh Pelanggan

Bahkan, Fera sempat pindah ke Bengkulu, untuk menghindari Deri. Namun, selang beberapa waktu, terdakwa justru menjemput korban. Saat Deri sudah menjadi seorang anggota TNI, rasa cemas Fera belum juga hilang.

"Fera makin ketakutan dicari terdakwa, setelah mengetahui pacarnya itu kabur dari tempat pendidikan TNI. Fera juga sempat cerita, Deri pernah bilang, 'lebih baik kamu (korban) mati dari pada diambil orang'. Saat itu, korban makin ketakutan," ujarnya.  

Imelda mengatakan, dia sudah mengenal Fera sejak kecil. Bahkan, kediaman mereka pun sangat dekat dan satu sekolah ketika SD. Semasa hidup, Fera selalu cerita apa yang terjadi, termasuk tentang hubungan asmara.

Dia begitu terkejut saat mendapatkan kabar, Fera ditemukan meninggal dalam kondisi mengenaskan di sebuah penginapan dengan tangan terpotong.

"Malam sebelum ditemukan meninggal, saya masih ketemu Fera. Korban curhat takut dicari Deri, karena dia itu minggat dari tempat pendidikan," ujarnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya