Logo DW

Orang Utan Kalimantan dalam Bekapan Asap

Borneo Orang Utan Survival Foundation/Andri Kornelius.
Borneo Orang Utan Survival Foundation/Andri Kornelius.
Sumber :
  • dw

Kabut asap yang sudah muncul sejak tiga bulan terakhir sangat memengaruhi kesehatan manusia dan orang utan. Saat ada kabut asap, partikel debu, dan karbon sisa pembakaran dapat masuk ke saluran pernafasan dan menyebabkan reaksi alergi yang bisa memicu infeksi seperti bronkitis dan pneumonia akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh.

Jamartin Sihite, Ketua Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) mengatakan hingga saat ini sudah ada 37 orang utan di yayasannya yang terkena penyakit infeksi saluran pernapasan atas (Ispa). Dari jumlah tersebut, sebanyak 31 diantaranya adalah orang utan muda berusia di bawah empat tahun.

"Sudah sekitar tiga bulan terpapar kabut asap. Kalau manusia bisa pakai masker, tapi kalau orang utan 'kan tidak bisa. Jadi tidak heran kalau mereka sakit, DNA-nya hampir sama, penyakitnya juga sama dengan manusia," ujar Jamartin ketika dihubungi oleh Deutsche Welle Indonesia melalui sambungan telepon, Jumat (20/09).

Jamartin yang saat dihubungi sedang berada di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, mengatakan tidak ada lahan yang terbakar di dalam kawasan pusat rehabilitasi orang utan yang dikelola oleh Yayasan BOS, baik yang berada di Kalimantan Timur maupun Kalimantan Tengah.

Namun ia mengaku api sempat membakar sedikitnya 80 hektare lahan gambut di sekitar lokasi rehabilitasi. Saat ini, ujarnya, api telah dapat dipadamkan dan masih dalam tahap pendinginan lahan.

Di Program Konservasi Mawas, Pusat Rehabilitasi Orangutan di Nyaru Menteng dan di Samboja Lestari tim dari BOS kini melakukan patroli dan pengawasan terhadap kemungkinan munculnya titik api di seluruh wilayah kerja sekaligus mencegah risiko kebakaran. Sampai saat ini belum ada evakuasi orang utan yang terancam kebakaran hutan dan lahan.

Terkait tingginya potensi bahaya kebakaran, Jamartin mengatakan pihaknya telah membuat sekitar 30 buah sumur bor di wilayah lahan gambut di sekitar area agar bisa mengendalikan api dengan cepat hingga datang pertolongan lanjutan.