Unjuk Rasa Mahasiswa di Makassar dan Palembang Ricuh

Mahasiswa bentrok dengan aparat di Makassar, Selasa, 24 September 2019
Sumber :
  • VIVA/Nurdin Amir

VIVA – Unjuk rasa mahasiswa di Palembang dan Makassar pada Selasa, 24 September 2019 menimbulkan kericuhan. Bahkan, demo ribuan mahasiswa di depan Gedung DPRD Sumatera Selatan berakhir anarkis hingga menganggu operasional beberapa toko di depan Gedung DPRD Sumatera Selatan.

Pembunuh Wanita Hamil di Kelapa Gading Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara

Dikutip dari VIVAnews, mahasiswa di Palembang melakukan unjuk rasa di depan Gedung DPRD Sumatera Selatan sejak pukul 10.30. Mereka menolak sejumlah undang-undang yang rencananya akan disahkan di Paripurna DPR hari ini. Beberapa yang mereka tolak, yakni RUU KUHP, UU KPK yang sudah disahkan DPR, RUU Ketenagakerjaan, dan RUU Pertanian.

Para mahasiswa juga menolak kriminalisasi terhadap aktivitas di sejumlah sektor dan ketidakseriusan pemerintah menangani isu lingkungan, terutama kebakaran hutan dan lahan yang terus berulang hingga menimbulkan bencana alam di sejumlah wilayah di Tanah Air.

Prabowo Larang Pendukungnya Demo di MK, Demokrat Beri Pujian: Negarawan dan Komitmen Tinggi

Namun, aksi demo tersebut berujung ricuh. Para mahasiswa memaksa masuk ke gedung dewan, sehingga terjadi bentrokan antara massa dan petugas. Bahkan, massa sempat melempari petugas kepolisian dengan batu, sehingga polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Sejumlah toko di pusat perbelanjaan, salah satunya Pelembang Icon Mall yang berada tepat di depan Gedung DPRD pun terkena imbas dan memilih untuk tutup lebih awal.

"Kami ingin menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, jadi lebih baik tutup," kata salah satu pemilik toko, yang menolak disebutkan namanya.  

100 Ribu Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Demo di Gedung MK, Begini Pesan Cawapres Terpilih

Selain Palembang, aksi mahasiswa di Makassar yang menolak disahkannya sejumlah RUU menjadi UU, juga sempat ricuh. Mahasiswa dari sejumlah kampus di Makassar, di antaranya Universitas Hasanuddin, Universitas Muslim Indonesia, Universitas Negeri Makassar, Universitas Bosowa Makassar juga turun ke jalan menolak kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat.

Ribuan mahasiswa memblokade Jalan Urip Sumoharjo Makassar, tepatnya di depan kampus Universitas Bosowa sampai Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar. Polresta Makassar dibantu Brimob Polda Sulsel meminta mahasiswa membubarkan diri, namun diabaikan.

"Saya minta rekan-rekan mahasiswa membubarkan diri. Atas nama undang-undang, kami akan melakukan pembubaran paksa jika tidak diindahkan," kata aparat lewat pengeras suara.

Namun, mahasiswa justru melempari aparat menggunakan batu. Akhirnya, aparat kepolisian melepaskan tembakan gas air mata hingga menyebabkan kumpulan mahasiswa mundur ke depan kampus Universitas Bosowa Makassar.   

Sementara mahasiswa dan aparat kepolisian di depan Gedung DPRD Sulawesi Selatan terlibat bentrok. Massa yang ingin memaksa menerobos gerbang DPRD Sulsel, namun dihalau barikade aparat kepolisian, sehingga terjadi bentrok.

Massa akhirnya melempari aparat kepolisian dengan batu, dan dibalas oleh aparat dengan tembakan gas air mata. Dengan tameng dan senjata tumpul, aparat kepolisian memukul mundur massa yang memaksa masuk ke gedung dewan.

Bentrok yang awalnya di depan Gedung DPRD Sumsel meluas hingga ke bawah jembatan flyover KM 4 Kota Makassar. Massa yang melempari aparat dipukul mundur hingga ke bawah flyover.

Selain itu, mahasiswa dari Universitas Negeri Makssar dan Universitas Negeri Alauddin, Makassar juga bentrok dengan aparat dari arah Jalan AP Pettarni. Satu sepeda motor dibakar massa.

Aparat Brimob bersama Sabhara Sulses berusaha memukul mundur massa ke arah Jalan AP Pettarani. Dan untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, jalan AP Pettarani menuju ke bandara ditutup.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya