Cerita Ketua KPK Agus Rahardjo Diteror Bom Ketika Usut Korupsi Besar

Ketua KPK, Agus Rahardjo.
Sumber :
  • VIVA/ Cahyo Edi.

VIVA – Teror dan tekanan kerap menjadi 'makanan' para pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam mengungkap kasus-kasus korupsi besar. Bahkan, teror sampai dirasakan oleh keluarga pimpinan lembaga antirasuah tersebut.

Mobil Pelat Merah di Gorontalo Bawa Miras 1 Ton Ditangkap Polisi

Menurut Ketua KPK Agus Rahardjo, selain pekerjaan yang banyak menyita waktu dan energi, institusinya juga kerap mendapat perlakuan yang tidak mengenakan atau mengarah pada tekanan saat lembaga antirasuah itu sedang mengusut kasus korupsi yang melibatkan 'orang-orang penting' di Indonesia.

"Kasus yang ditangani kalau kasusnya besar, melibatkan orang penting, orang besar, itu biasanya memang satu ya penanganannya susah sekali dan biasanya lama. Dan itu juga mohon maaf, pressure-nya juga cukup kuat," ujar Agus, seperti dikutip dari VIVAnews.

Eks Anak Buah SYL Sebut BPK Minta Uang Rp12 Miliar untuk WTP, KPK Ultimatum Begini

Ia mengaku, tekanan atau teror itu sampai menyasar tidak hanya kepadanya, tapi juga ke keluarganya. "Baik pada saya sendiri maupun lingkungan saya termasuk keluarga," kata Agus.

Namun, Agus tidak menjelaskan lebih rinci soal teror dan tekanan-tekanan yang dialaminya itu. Ia hanya mengaku bila KPK tengah membidik dan menelusuri kasus korupsi yang melibatkan orang penting di Indonesia, pihaknya kerap mendapatkan tekanan besar pula.

Saksi Sebut SYL Palak Pejabat saat Kunjungan ke Brazil Hingga Amerika Serikat

Kediaman Agus Rahardjo beberapa waktu lalu bahkan pernah mendapatkan teror bom oleh orang tidak dikenal.

Namun, pihak Polri sampai sekarang belum juga bisa menemukan pelakunya. Begitu juga kediaman Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif yang dilempari bom molotov beberapa waktu lalu.

"Jadi mau tidak mau harus diakui, ada. Kasusnya saya enggak perlu sebut satu per satu ya. Tetapi kasus yang besar, melibatkan tokoh besar itu biasanya memang complicated, waktunya panjang dan memberikan tekanan yang cukup besar," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya