Andre Rosiade Gerebek PSK, Tudingan Eksploitasi dan Pencitraan

Pekerja seks komersial saat diamankan petugas.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin

VIVA – Aksi penggerebakan terhadap jaringan prostitusi online yang menyeret nama anggota DPR RI Fraksi Gerindra, Andre Rosiade, berbuntut panjang. Aksi yang dituding sebagai kepentingan pencitraan bahkan sudah ditindaklanjuti oleh Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI.  

Warga Kian Resah Dengan Maraknya Pelacuran di Jalanan Kota Ini

Dalam kasus ini, MKD membuka kemungkinan untuk memanggil Andre Rosiade guna mengetahui secara langsung apakah penggerebakan itu memang laporan biasa atau memiliki kepentingan lain.

Selain itu, apakah masalah bermuatan politis karena Sumatera Barat akan melaksanakan Pilkada Serentak 2020. Karena itu, Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan atau Komnas Perempuan berencana melaporkan Andre ke MKD DPR RI.

Terpopuler:Ancaman Sanksi Berat Semen Padang, Kurnia Meiga Bintang Iklan

Bahkan, kasus ini dianggap sebagai bentuk eksploitasi terhadap perempuan karena sengaja menjebak PSK berinisial NN untuk kepentingan pencitraan. Komnas Perempuan menilai tindakan Andre Rosiade tidak patut dilakukan, karena yang bersangkutan adalah seorang Wakil Rakyat.

Laporan: Jebak PSK, Andre Rosiade Disebut Tak Perjuangkan Rakyat Kecil

Kandang Semen Padang Belum Standar Liga 1, Andre Rosiade: Jika Pemprov Tak Mampu, Biar Kami Kelola

Selain itu, Plt Direktur Women Crisis Center (WCC) Nurani Perempuan Sumatera Barat, Rahmi Meri Yenti menyebutkan, kalau pihaknya bersama lembaga yang sejalan, sedang menyiapkan strategi untuk mendesak Kepolisian Daerah Sumbar mencari dan memproses pengguna jasa NN (26), yang tangkap oleh jajaran Subdit V Cyber Crime Ditreskrimsus Kepolisian Daerah Sumatera Barat pada Minggu, 26 Januari 2020, di kamar hotel di Kota Padang dengan sangkaan menjalankan praktik prostitusi online.

Pelaksana tugas Direktur Women Crisis Center (WCC) Nurani Perempuan Sumatera Barat, Rahmi Meri Yenti menyebutkan, kalau pihaknya bersama lembaga yang sejalan, saat ini sedang menyiapkan strategi untuk mendesak pihak Kepolisian Daerah Sumbar mencari dan memproses pengguna jasa NN (26 tahun), seorang Wanita Tunasusila yang tangkap oleh jajaran Subdit V Cyber Crime Ditreskrimsus Kepolisian Daerah Sumatera Barat bersama dengan anggota DPR RI komisi VI Andre Rosiade pada Minggu, 26 Januari 2020 disalah satu kamar hotel di Kota Padang dengan sangkaan menjalankan praktik prostitusi online.

Penggerbekan ini juga sangat terasa bermuatan politik dan “NN” dinilai menjadi korban eksploitasi politik dan bentuk pencitraan dari Andre Rosiade. Karena itu, saat ini sedang digalang petisi melalui Change.org dengan tajuk “Bebaskan NN, Kami Bersamanya”. Ini karena NN memiliki seorang anak, dan menjadi latar belakang petisi itu kemudian dibuat.

“Strategi yang kami siapkan, bagaimana kemudian kita akan mendesak pihak Polda agar mencari juga si pengguna jasa. Karena,  tentu bisa saja gunakan cctv hotel. Itu yang belum kami sampaikan ke Polda. Kami baru mengatur strategi,” kata Rahmi Meri Yenti, Rabu 5 Februari 2020.

Rahmi menilai, selama ini terkait dengan kebijakan pemerintah, terutama yang tertuang dalam Perda-Perda ketertiban dan ketentraman umum, masih saja perempuan yang harus diberi efek jera. Sehingga kemudian, para pengguna jasa tidak diapa-apakan.

“Sat Pol PP juga kita lihat, razia di kafe-kafe, yang ditangkap adalah perempuan. Sedangkan, yang laki-laki, kemana? Nah, Perda yang diskriminatif ini yang kemudian terus kita dorong agar pemerintah tidak melahirkan itu. Tapi juga, ketika ia pengguna jasa, ya dia harus dapat efek jera juga,”ujar Rahmi.

Baca juga: PSK Digerebek Andre Rosiade Sempat Oral Seks, Ini Kata Polisi

Selain akan mendorong Kepolisian mancari si pengguna jasa NN kata Rahmi, pihaknya juga sedang berupaya membebaskan NN dari tahanan Polda Sumbar. Entah itu statusnya tahanan kota, atau wajib lapor. Yang jelas, NN bebas dari ruang tahanan. Hal ini, mengingat NN memiliki seorang anak yang masih balita.

“Kita galang petisi. Jadi, kenapa kita galang petisi bebaskan NN, sebetulnya karena NN ini juga punya seorang anak. Anaknya masih balita. Saat ini dititipkan ke tetangganya,”kata Rahmi.

Selain memantau kondisi bagaimana proses hukum yang menjerat NN ini berjalan, pihaknya saat ini juga sedang fokus terhadap kondisi psikologis NN. Karena jelas, dalam peristiwa ini NN merasa tertekan bahkan merasa dilecehkan.

Saat ini, mereka akan fokus kepada kondisi psikologis NN. Selain itu juga akan melihat kondisi bagaimana proses hukum ini nanti berjalan. Juga siapa yang akan menjadi pendamping hukum NN nantinya.

"Nanti, kami akan banyak ngobrol dengan kawan-kawan di jaringan peduli perempuan. kita melihat tentu ini ada strategi kedepan untuk NN. Pun,  ketika dia selesai dengan persoalan hukum nya, tentu dia harus kemana, dia harus melakukan apa. Karena, setahu kami, NN tidak punya keluarga di Padang. Dia hanya punya Tante . Orang tuanya sudah tidak ada lagi,” katanya. 

Baca juga: Andre Rosiade Jebak PSK, Polisi: Germo dan PSK Jadi Tersangka


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya