Wawancara VIVANews dengan Komjen Susno Duadji

"Tolong Tunjukkan, Apa Salah Saya"

VIVAnews-- Kesaksian Komisaris Jenderal Susno Duadji, bekas Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada perkara pidana bekas Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Antasari Azhar, pekan lalu, berbuntut panjang. 

Tindakan perwira tinggi Polri ini itu justru dipersoalkan oleh sejumlah jenderal di institusinya. Soalnya kesaksiannya membuat institusinya gerah. Di pengadilan Susno bilang untuk perkara Antasari, dia tak tahu ada pembentukan tim penyidik khusus dari Mabes Polri. Sebab, katanya, tim itu melapor langsung ke Kepala Polri, Jenderal Bambang Hendarso Danuri. Padahal Susno adalah pemimpin reserse Polri waktu itu.

Setelah bersaksi, Susno dituduh tak meminta izin, memakai pakaian dinas saat bersaksi pada perkara pembunuhan Nasruddin Zulkarnaen, direktur PT. Putra Rajawali Banjaran, yang tewas ditembak tahun lalu. Susno juga dituding dendam karena dicopot dari jabatannya.  Apa kata Susno? Wartawan VIVAnews, Nurlis E. Meuko, mewawancarainya beberapa waktu lalu di rumah temannya, Henry Yosodiningrat, seorang advokat yang juga Ketua Granat di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan. Berikut petikannya:

Kenapa Anda tak meminta izin dari Kepala Polri untuk bersaksi itu?
Satu jam sebelum bersaksi di pengadilan, saya sudah mengirimkan sms ke nomor telepon seluler beliau. Saya membuat laporan tertulis.
 
Tetapi Anda tetap dianggap menyalahi etika di Polri?
Begini, saya hadir ke pengadilan itu sebagai saksi. Sebagai warga negara, dan sebagai pribadi saya harus menghadirinya, sebab itu perintah undang-undang. Dan undang-undang tentulah lebih tinggi daripada sekedar peraturan secara internal di sebuah institusi. Jadi saya memenuhi perintah undang-undang.

Banyak tudingan, kesaksian itu sebagai unsur dendam dari Anda?
Saya bersaksi itu tidak untuk merugikan siapa-siapa, juga tidak dengan maksud untuk menguntungkan siapa pun. Saya dipanggil pengadilan sebab nama saya disebutkankan oleh isteri Williardi Wizard (komisaris besar polisi yang juga terdakwa dalam perkara pembunuhan Antasari) di persidangan. Jadi saya tentu harus menjelaskan posisi saya di pengadilan.

Bagaimana kalau Anda dipecat akibat dari kesaksian itu?
Lho, saya menjalankan undang-undang kok dipecat. Apa salah saya, itu harus ditunjukkan kesalahan saya apa. Tentu jika ini terjadi akan saya persoalkan.

Mempersoalkanya seperti apa?

Kan negeri kita ini punya mekanisme hukum, ya melalui jalur itulah yang kita tempuh.

Sebelumnya Anda dicopot dari Kepala Bareskrim Polri, jadi barangkali ada rentetannya?
Saya juga sudah bertanya-tanya kenapa saya dicopot, apa salah saya tolong tunjukkan. Kemudian Pak Kapolri mengumumkan bahwa itu adalah mutasi biasa, dan berterimakasih pada jasa-jasa saya di Polri. Jadi artinya bukan dicopot ya kan. Saya heran, kalau bukan di copot apa namanya ini.  Lalu saya mau ditaruh di mana? Efek lainnya, saya kehilangan THP sampai 60 persen. Lho ini apa namanya kalau bukan dicopot ya kan. Tapi ya sudahlah saya prasangka baik saja. Barangkali saya mau dijadikan sebagai kepala polsek, begitu ya kan…

Oh ya setelah bersaksi, ada kabar kedatang satu truk anggota Densus 88 ke rumah Anda di Cinere?
Iya, satu truk mereka bersenjata lengkap. Saya waktu itu tak ada di rumah. Saya berprasangka baik sajalah, barangkali mereka ingat pada saya, lalu setelah latihan datang ke rumah saya beramai-ramai dengan senjata lengkap. Tapi keluarga saya kan panik. Di sekitar rumah saya juga banyak polisi yang memantau rumah saya yang saya tak tahu apa maksudnya. Itu pun saya tetap berprasangka baik saja, kan banyak wartawan yang datang ke rumah saya memakai motor. Barangkali mereka bisa menjaga-jaga motor para wartawan jangan sampai hilang.

Ria Ricis Kasih Bantuan ke Sekolah SLB: Karena Aku Suka Anak-anak Kecil

Lihat wawancara Susno selengkapnya: "Lebih Baik Pecah untuk Kebaikan"

Berita Terpouler

Pengacara: Segera Deportasi 21 ABK Asal Iran Agar Tak jadi Masalah di Batam

1.Gara-gara Tanya Celana, Hakim Tegur Jaksa

2. Mengapa Jolie dan Brad Pitt Kecewa Berat

Kongres Uighur Sedunia Desak Dunia Internasional Bertindak Terhadap Pelanggaran HAM oleh Tiongkok

3. Buku Tauifiq Kiemas: Mengapa Megawati Lembek Pada Soeharto

4. Dialah Mozartnya Dunia Catur

5. Simon Cowell Stop dari American Idol

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya