Iman Brotoseno Angkat Bicara soal Cuitan Bahas Artis Porno dan Playboy

Iman Brotoseno jadi Dirut LPP TVRI
Sumber :
  • Twitter @imanbr/ Iman Brotoseno

VIVA – Perjalanan Iman Brotoseno yang kini jadi Direktur Utama (Dirut) LPP TVRI langsung ditanggapi miring oleh masyarakat di media sosial. Sebagian kalangan diketahui mempermasalahkan cuitan dan pekerjaan lama Iman yang merupakan kontributor sebuah majalah dewasa. 

Menkominfo: Hampir 92% Kebisingan Ruang Digital Isinya Buzzer

Cuitan sutradara film ini juga turut dipermasalahkan publik sebab Iman sempat membahas hal-hal dewasa mulai dari video porno hingga artis-artis porno. Masyarakat menganggap bahwa hal itu tidak pantas disampaikan oleh Dirut TVRI. 

Menanggapi ramainya pembahasan mengenai dirinya, Iman Brotoseno pun akhirnya angkat bicara. Ia menyampaikan bahwa memang sebelum menjadi Dirut TVRI dirinya merupakan seorang pekerja seni mulai dari sutradara film, penulis, hingga fotografer. 

Menkominfo Sebut Situasi usai Pemilu 2024 Sangat Lebih Baik dibanding 2019

Untuk itu, Imam merasa cara pandang dan cara bersikap dirinya bisa dianggap berbeda oleh sebagian orang. 

"Banyak tulisan tulisan saya di blog pribadi atau majalah yang bisa menunjukkan siapa saya. Mulai dari topik kebangsaan, sejarah, alam, fotografi,  masalah aktual (current issue), politik, budaya juga agama Islam," kata Imam pada keterangan tertulis yang diterima VIVA, Jumat, 29 Mei 2020.
 
Iman pun menyampaikan jika pada tahun 2006-2008 ia aktif menjadi kontributor foto dan artikel untuk berbagai majalah termasuk majalah Playboy. Ia pun mengakui jika tulisannya hanya satu kali dimuat oleh majalah dewasa tersebut. 

Polisi Ungkap Penyebab Jalan Alternatif Cibubur Macet Parah Sore Hari Ini

"Termasuk salah satunya pernah dimuat hanya satu kali, di majalah Playboy Indonesia, edisi September 2006 dengan judul 'Menyelam di Pulau Banda'. Tulisan ini fokus mengulas wisata bahari dan sama sekali tidak ada unsur pornografi," sambungnya. 

Majalah Playboy Indonesia dianggap sangat berbeda dengan majalah Playboy versi luar negeri. Sebab majalah tersebut lebih banyak mengulas mengenai tokoh nasional yang tidak ada kaitannya dengan pornografi. 
 
"Bahkan sikap Dewan Pers ketika itu menilai terhadap putusan MA yang memvonis Erwin Arnada sebagai pemred majalah Playboy Indonesia pada tahun 2010. Dewan Pers, secara tegas menolak menyebutkan majalah Playboy Indonesia melanggar pasal pornografi. Bahkan Dewan Pers menilai, putusan tersebut merupakan bentuk kriminalisasi pers," katanya. 

Kemudian, Imam membahas mengenai cuitan lamanya di Twitter yang saat ini menjadi viral di media sosial. Imam menyampaikan jika dirinya tidak pernah berbohong kepada publik dan tidak memiliki kasus pelanggaran hukum pada masa lalu. 
 
"Setiap orang memiliki rekam jejak masa lalu, termasuk bagaimana percakapan di media sosial. Apa pun itu, setiap orang tentu memiliki masa lalu, termasuk kesalahan yang dilakukan tanpa sengaja," lanjutnya. 

Iman mengetahui tidak mengetahui apa maksud dari tweet lamanya itu diungkapkan kembali kepada publik. Ia mengakui jika percakapan itu dilakukannya saat menjadi pekerja seni. 

"Saya bertanggung jawab atas apa yang sudah saya tulis di media sosial dan juga sikap saya sebagai warga negara. Bahwa di belakang hari ada yang mengungkap beberapa tulisan di jejaring sosial, setelah saya atas kehendak Allah SWT menjadi Direktur Utama LPP TVRI, terlepas dari adanya tujuan tertentu niatan sengaja membelokkan opini dan melakukan pembunuhan karakter - tentu merupakan fakta yang harus saya hadapi," sambungnya. 

Dia menyampaikan jika dirinya berkomitmen untuk memperbaiki hal-hal buruk masa lalu. Ia berharap bisa mengemban tugas jabatan barunya itu sebagai Dirut LPP TVRI. Iman juga akan fokus bekerja sebaik mungkin untuk kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara. 
 
"Saya bersama kolega anggota Direksi juga memulai penyelesaian pengisian jabatan struktural yang masih kosong guna memperlancar urusan penyelenggaraan TVRI.  Ini menjadi priroritas saya agar sebagai media Lembaga Penyiaran Publik TVRI dapat segera meningkatkan karyanya agar semakin maju  berkarya, semakin  bermanfaat untuk publik, bangsa dan Negara kesatuan Republik Indonesia. Serta membawa kemajuan manajemen dan kesejahteraan  pegawai. Saya berpedoman, bahwa jauh lebih penting untuk bekerja dan mewujudkan janji saya dalam membawa TVRI ini menjadi lebih maju ke depannya,” kata dia lagi.

Baca juga: Sumbar Batal New Normal, Akhirnya Perpanjang PSBB


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya