Penerapan B30 Akan Diterapkan Oktober Ini

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution
Sumber :
  • VIVA/Fikri Halim

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution memastikan, pelaksanaan program B30 akan bisa direalisasikan pada Oktober tahun ini. Itu, karena program B20 yang telah dilaksanakan mulai September 2018, dikatakannya, sudah sukses direalisasikan secara penuh hingga saat ini.

Kiamat Diprediksi Ilmuwan Bakal terjadi Tahun 2026, Ini Penjelasannya

Kata dia, program B20 hingga saat ini sudah terlaksana 97,5 persen. Artinya, hampir seluruh penggunaan bahan bakar solar sudah tergantikan dengan bahan bakar biodiesel tersebut. Sementara itu, sisanya masih belum terealisasi, karena adanya kelonggaran untuk pembangkit-pembangkit PLN yang memang sebelumnya tidak menggunakan solar.

"Kita berencana melakukan B30 tahun ini bersama-sama, dengan Kementerian ESDM sudah menuntaskan dari program B20, sehingga realisasinya sudah mencapai 97,5 persen. Artinya, hampir 100 persen sempurna, walaupun masih ada 2,5 persen itu," tutur dia di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis 29 Agustus 2019.

Menggenggam Kilau Emas, Kisah Inspiratif Yoki Hardian Tenggara

Program uji coba penerapan B30 ditargetkan selesai pada September 2019. Maka, ditegaskannya, pada Oktober 2019, program B30 sudah bisa dilaksanakan, dan digunakan untuk semakin besar menggantikan konsumsi solar.

"Pengetesannya sudah selesai semua pada September nanti. Mudah-mudahan, kita bisa melaksanakannya pada bulan Oktober atau paling lambat November. Kalau kita menggunakan B30 itu berarti akan mengurangi penggunaan solar kira-kira 3 juta kiloliter," kata dia.

PLN IP Targetkan Perdagangan Karbon Naik 2 Kali Lipat dari 2,4 Juta Ton CO2 di 2023

Selain itu, saat ini pemerintah juga sedang mematangkan studi kelayakan untuk pelaksanaan program B100 atau yang dikenal sebagai green diesel. Diharapkannya, program itu bisa terlaksana dalam kurun waktu lima tahun mendatang dengan produksi tujuh juta kiloliter.

"Dan, itu bukan hanya menghasilkan biodiesel tapi juga avtur. Bedanya green diesel itu gunakan kelapa sawit, dengan teknologi yang sama kalau digunakan kelapa, dan bijinya kelapa sawit atau palm kernel oil itu diolah atau dicampur kelapa, akan menghasilkan avtur. Kita tidak lagi impor dari segala macam itu (solar) dari waktu-waktu mendatang," katanya. (asp)

Arsip foto - Petugas PLN melakukan pengecekan terhadap biomassa yang berasal dari serbuk kayu untuk digunakan sebagai substitusi bahan bakar batu bara atau (co-firing) di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Cilegon, Banten.

Songsong Era PLTN, BRIN Garap Riset Konversi Pembangkit Listrik Batu Bara Menjadi Nuklir

BRIN ikut terlibat dalam transisi energi fosil ke energi baru terbarukan di Indonesia melalui studi konversi pembangkit listrik batu bara menjadi nuklir.

img_title
VIVA.co.id
29 April 2024