APTI Duga Ada Korporasi Asing di Balik Kisruh KPAI dengan PB Djarum

GOR PB Djarum, Kudus
Sumber :
  • VIVAnews / Satria Permana

VIVA – Asosiasi Petani Tembakau Indonesia atau APTI mengendus adanya keterlibatan koorporasi asing pada polemik antara Komisi Perlindungan Anak Indonesia dengan PB Djarum terkait audisi bulutangkis yang kini bergulir. 

PBSI Kudus dan PB Djarum Gelar Festival Seneng Minton 2024

Sebagai petani tembakau di Jawa Tengah, APTI menuding bahwa peran tangan-tangan asing yang dimotori industri rokok besar dan industri farmasi sangat kentara dalam kisruh tersebut.

"Menurut anggapan kami KPAI dan lentera tidak murni, ada skenario besar korporasi besar membuat kemelut industri hasil tembakau. Ada skenario penguasaan dagang Indonesia, baik dimotori korporasi industri rokok multinasional maupun industri farmasi,” kata Ketua Umum APTI, Agus Parmudji, Rabu, 11 September 2019.

363 Bibit Bulutangkis Muda Ramaikan Kejuaraan Klub Mitra PB Djarum 2024

Menurut Parmudji, anggapan itu dinilainya sangat beralasan lantaran kejadian konflik kepentingan semacam ini sudah kesekian kali terjadi. Merosotnya dunia olahraga Indonesia, juga tidak lepas dari tekanan korporasi asing ini.

“Ini adalah sebuah penjajahan yang dikemas santun dan sopan untuk membunuh prestasi di Indonesia. Sepakbola sudah dihancurkan, bulutangkis dihantam. Kalau KPAI berani ya BPJS dihilangkan karena didanai dari cukai tembakau,” tegasnya.

Tontowi Ahmad Tularkan Ilmu Juara ke Pebulutangkis Muda di Kudus

Terkait konflik ini, pihaknya sangat menyayangkan sikap Komisi perlindungan Perempuan dan Anak Indonesia dan LSM Lentera. Dua lembaga tersebut menurutnya tidak murni bergerak karena alasan eksploitasi anak. 

Selain itu, pihaknya mendukung Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam menyikapi audisi bulutangkis PD Djarum. Audisi bulutangkis harus terus dilanjutkan, apalagi sudah mendapat jaminan dari Ganjar.

“Kami apresiasi sikap gubernur, Pak Ganjar sudah menjamin, jadi lanjutkan saja. Syukur-syukur beliau bisa jadi mediator PB Djarum dan pihak-pihak yang ingin menghancurkan bulutangkis dan industri hasil tembakau,” katanya.

Jaminan Ganjar

Sebelumnya Gubernur Ganjar Pranowo menyatakan siap pasang badan pada audisi bulutangkis yang digelar PB Djarum. Ganjar menyatakan, audisi harus terus berlanjut, jika ada apa-apa dirinya yang akan bertanggung jawab.

"Silakan lanjutkan audisi. Gubernur Jawa Tengah tanggung jawab. Saya tanggung jawab penuh," kata Ganjar di hadapan peserta diskusi publik Lapor Goes to Campus di Universitas Diponegoro Semarang, Selasa kemarin.

Ganjar mengatakan sudah menelepon pengurus PB Djarum yang bermarkas di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Kepada pengurus PB Djarum, Ganjar secara langsung  meminta audisi dilanjutkan. 

Dari informasi yang ia terima, PB Djarum secara manajemen berbeda dengan PT Djarum Kudus yang memproduksi rokok. Mereka telah melakukan pembinaan bulutangkis sejak 1969 dan selama ini tidak pernah berbicara rokok.

"Kata pengurus PB Djarum, Pak saya ini tidak bisnis rokok, saya ini cuma mengelola ini saja, cuma mengelola badminton. Lha kok saya disalahkan. Begitu katanya," ucap Ganjar menirukan percakapannya dengan pengurus PB Djarum.

Maka jika proses pembinaan yang dilakukan selama ini dibilang eksploitasi anak, menurut Ganjar adalah tuduhan yang aneh.

"Bayangkan, sejak 1969 lho, usia saya saat itu baru setahun mereka sudah konsen dalam pembinaan atlet, kok tiba-tiba sekarang disalahkan," terang Ganjar.

Ganjar mengatakan, keterlibatan swasta dalam program pembinaan atlet sangat penting. Selain itu, diakui atau tidak, prestasi olahraga di Indonesia saat ini masih jelek.

Meski mendukung audisi terus berlanjut, Ganjar meminta dorongan publik untuk membubarkan KPAI dihentikan. Ganjar meminta tidak ada lagi hastag #BubarkanKPAI di twitter.
  
"Maka saya minta PB Djarum silakan lanjutkan audisi terus. Saya tanggung jawab. Tapi hastag bubarkan KPAI ya jangan,” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, polemik antara PB Djarum dan KPAI membuat PB Djarum memutuskan tidak lagi menggelar audisi pencarian bakat atlet bulutangkis. Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menyesalkan hal itu, dan dirinya terus mendorong agar PB Djarum tetap menggelar audisi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya