Pontianak Diselimuti Kabut Asap Karhutla, Banyak Warga Terkena ISPA
- VIVAnews/Ngadri
VIVA – Kabut asap kebakaran hutan dan lahan telah menyelimuti Kota Pontianak hingga menyebabkan banyak warga mengalami penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas). Itu sebabnya fasilitas-fasilitas kesehatan, termasuk Puskesmas Kecamatan Sungai Kakap, membagikan masker gratis kepada para pengendara bermotor di ibu kota Provinsi Kalimantan Barat itu untuk mengurangi risiko penyakit ISPA.
Kegiatan bagi-bagi masker gratis ini dipusatkan di depan Puskesmas Desa Sungai Kakap, Pontianak, Kalimantan Barat. Persisnya di dekat depan puskesmas.
“Ini sebagai upaya untuk mencegah penyakit ISPA. Dengan menggunakan masker saat beraktivitas di luar diharapkan masyarakat tidak terpapar polusi yang tidak sehat.," kata kepala Puskesmas Sungai Kakap, Abang Darmawansyah Kepada VIVAnews pada Senin 16 September 2019.
Darmawansyah menjelaskan pada bulan Agustus 2019 rumah sakit menerima sebanyak 176 pasien ISPA sedangkan penyakit diare sebanyak 38 orang. Sedangkan dari 1 September sampai 16 September 2019 sebanyak 100 pasien mengalami Ispa, sedangkan diare ada 20 Pasien.
Suryati, warga Desa Kalimas, Kecamatan Sungai Kakap, dirinya sering mengalami tenggorokan sakit batuk pilek dialaminya sejak kabut asap meluas di Pontianak.
Sementara pada waktu yang sama, VIVAnews mendapati seorang anak bernama Alipah, usia 7 bulan mengalami gejala muntah muntah di Puskesmas Kecamatan Sungai Kakap.
Darmawansyah mengatakan, melihat kondisi kabut asap yang ada memang waspada, dan prihatin jadi gejala yang ada itu secara otomatis yang pasti sangat berpengaruh pada masyarakat yang ada, karena asapnya lumayan pekat sekali.
"Pasien yang berkunjung ke sini rata rata memang setiap harinya ada pasien ISPA. Sedangkan untuk yang rawat inap hari ini kita belum menemukan,” ucapnya.
Dia mengungkapkan, pihaknya membagikan masker dan memberikan penyuluhan yang berhubungan dengan penyakit ISPA. Dia menyarankan masyarakat banyak-banyak minim air putih.
“Saya mengimbau kepada masyarakat supaya untuk membatasi keluar rumah pada saat mungkin ekstremnya itu pada pagi hari dan sore hari,” katanya. (ren)