VIVA – Jenazah almarhum Harbrinderjit Singh Dillon atau HS Dillon disemayamkan di rumah duka Rumah Sakit Angkatan Darat (RSAD) Udayana Denpasar. Keluarga dan kerabat terus berdatangan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada tokoh HAM dan Sosial itu.
Tak hanya itu, sejumlah kolega dan tokoh di Bali turut memberi penghormatan. Di antaranya hadir tokoh spiritual Bali, Anand Krishna yang datang sekitar pukul 10.00 WITA.
Nampak karangan bunga dari sejumlah tokoh juga berdatangan ke tempat persemayaman HS Dillon. Di antaranya dari Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Kepala BNPB Doni Monardo dan sejumlah tokoh lainnya.
Belum ada keterangan resmi dari keluarga maupun kolega. "Nanti saja setelah prosesi," kata seorang kolega di rumah duka RSAD Denpasar.
Sementara itu, Anand Krishna mengatakan dari informasi yang diketahuinya, HS Dillon meninggal dunia karena gagal jantung. "Yang saya tahu beliau gagal jantung," kata Anand Krishna saat ditemui di tempat persemayaman HS Dillon.
Anand sendiri mengaku kenal cukup dekat dengan HS Dillon. Namun, kali terakhir dia bertemu dengan almarhum sekira dua tahun lalu.
"Saya terakhir bertemu dua tahun lalu, dia sudah mengalami gagal jantung. Sudah mulai tak teratur ritmenya. Tapi semangatnya tak pernah padam. Padahal biasanya orang yang tahu dirinya terkena serangan gagal jantung secara psikis akan down. Tapi beliau tidak," kenang Anand Krishna.
HS Dillon mengembuskan nafas terakhir pada Senin kemarin pukul 18.27 WITA di RS Siloam. Jenazahnya kemudian disemayamkan di rumah duka RSAD Denpasar, Selasa 17 September 2019.
Rencananya, jasad HS Dillon akan diterbangkan ke Jakarta untuk dimakamkan di Kalibata. Jenazahnya akan dilepas melalui upacara kemiliteran.
Semasa hidup, HS Dillon pernah menduduki jabatan di pemerintahan, antara lain Staf Menteri Pertanian era Orde Baru. Kemudian Anggota Komnas HAM (1998); Anggota Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (2000-2001).
Ia juga pernah menjabat Direktur Kemitraan untuk Reformasi Pemerintahan dan Utusan Khusus Presiden bidang Penanggulangan Kemiskinan (2011-2014). Atas jasa-jasanya, pria kelahiran Medan 23 April 1945 itu menerima Tanda Kehormatan Bintang Mahaputra Utama dari Presiden Jokowi pada 7 Agustus 2015.
