Ditemukan Kantong-kantong Darah Terkontaminasi HIV di PMI

Ilustrasi donor darah.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Malang melakukan proses screening ketat kepada para pendonor. Screening diperketat sejak proses administrasi sebab beberapa waktu lalu ditemukan darah yang terkontaminasi virus penyakit.

Dokter Boyke Ungkap Gaya Bercinta Ini Nikmat Tapi 100 Kali Berisiko Tularkan HIV/AIDS

Kepala Unit Tranfusi Darah (UTD) PMI Kota Malang, Enny Sekarrengganengati mengatakan, sejauh ini proses seleksi sebenarnya sudah dilakukan secara ketat. Namun masih saja ada kantong darah yang terkontaminasi virus penyakit berbahaya.

"Sebelum diambil darahnya, pendonor akan mengisi dahulu formulir, di situ ada pertanyaan soal apakah si pendonor  pernah menggunakan jarum suntik yang bergantian atau pernah berhubungan bebas dan yang lainnya," kata Enny di Malang, Rabu, 18 September 2019.

Pendingin Udara Ini Bisa Mendeteksi Pergerakan Manusia

Enny mengungkapkan, selama ini rata-rata setiap hari PMI Kota Malang menerima 120 pendonor. Dari total jumlah itu, ada empat penyakit yang perlu diwaspadai dalam darah yang telah masuk yakni penyakit hepatitis B, hepatitis C, HIV/AIDS dan sipilis.

Dari jumlah 120 kantong darah selalu ada kantong darah yang terkontaminasi oleh penyakit-penyakit berbahaya. Namun, PMI Kota Malang enggan membuka secara jelas jumlah kantong darah yang terkontaminasi setiap harinya.

Sedang Ramai, Ini 5 Cara Mencegah Penyebaran Nyamuk DBD yang Mengancam Jiwa

"Untuk itu kejujuran dari si pendonor sangat mempengaruhi kualitas darah. Meski demikian masyarakat tidak perlu khawatir karena darah yang sudah diambil di kantong di-screening lagi dari penyakit berbahaya," ujar Enny.

Enny mengatakan, dari beberapa penyakit paling sering darah terkontaminasi adalah dengan HIV. Malang menjadi kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya sebagai daerah dengan jumlah penderita HIV terbanyak. Kantong darah yang positif mengandung penyakit berbahaya itu akan langsung disisihkan di lemari pendingin khusus kemudian dimusnahkan. Pemusnahan ini dilakukan setiap seminggu sekali dengan cara dibakar.

"Jika rata-rata ada 120 pendonor, ada satu atau dua kantong darah yang terkontaminasi. Khususnya penyakit HIV, karena memang tidak dipungkiri kalau kasus HIV di Kota Malang terbesar kedua setelah Surabaya. Selama pemusnahan kami menggandeng pihak ketiga. Untuk pendonor bila datang lagi petugas PMI tentunya akan memberikan konseling dan solusi tindak lanjut penyakitnya," tutur Enny.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya