Sepanjang September 2019, Indonesia Diguncang Gempa 924 Kali

Grafis gempa susulan hingga 4 Oktober 2019 usai gempa M 6,5 di Ambon, Maluku.
Sumber :
  • BMKG

VIVA – Aktivitas gempa di wilayah Indonesia didominasi oleh gempa bumi kecil dengan magnitudo kurang dari 5,0 sebanyak 895 kali pada September 2019. Jumlah ini mengalami peningkatan jika dibandingkan bulan sebelumnya, Agustus yang hanya 651 kali gempa.

Indonesia Dilanda Gelombang Panas? Begini Penjelasan BMKG

Data tersebut diketahui berdasarkan hasil monitoring Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terhadap aktivitas gempa bumi di Tanah Air.

Hal itu dikemukakan Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangan tertulis, Jumat, 4 Oktober 2019.

Indonesia Terancam Cuaca Panas Ekstrem, Berikut Tips Menjaga Kulit Tetap Sehat

Daryono mengemukakan, wilayah Indonesia merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks. Disebut sangat aktif karena dalam setahun ribuan gempa terjadi di Indonesia.

Wilayah Indonesia juga memiliki kompleksitas tektonik karena banyaknya sebaran sumber gempa, baik bersumber dari zona subduksi megathrust maupun dari sesar aktif.

Udara Panas yang Melanda RI dalam Beberapa Hari Terakhir Bukan Heatwave, Menurut BMKG

Sumber gempa subduksi megathrust, di antaranya adalah Subduksi Sunda yang jalurnya mencakup sebelah barat Sumatera dan selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), serta Nusa Tenggara Timur (NTT). Selain itu, masih ada zona subduksi megathrust lain, seperti Subduksi Banda, Sulawesi Utara, Lempeng Laut Maluku, Lempeng Filipina, dan utara Papua.

Selain sumber gempa megathrust, wilayah Indonesia terdapat lebih dari 295 sesar aktif, termasuk yang belum teridentifikasi hingga saat ini.

Sementara itu, gempa signifikan dengan magnitudo lebih dari 5,0 pada September terjadi sebanyak 29 kali. Aktivitas gempa signifikan ini, juga mengalami peningkatan karena bulan sebelumnya hanya terjadi sebanyak 22 kali gempa.

"Total gempa bumi tektonik yang terjadi sepanjang bulan September sebanyak 924 kali. Total jumlah gempa ini meningkat drastis jika dibanding bulan Agustus 2019 yang hanya sebanyak 673 kali gempa," ujar Daryono.

Selama September 2019, di wilayah Indonesia terjadi gempa dirasakan sebanyak 155 kali. Jumlah ini juga meningkat jika dibanding bulan sebelumnya yang hanya 56 kali.

Sementara itu, gempa merusak di bulan September terjadi 2 kali, yaitu pertama, gempa Halmahera Selatan pada 15 September 2019 dengan magnitudo 6,0 yang merusak beberapa rumah di Halmahera selatan. Kedua, gempa Kairatu-Ambon yang terjadi pada 26 September 2019 dengan magnitudo 6,5.

Gempa ini merusak ribuan bangunan rumah, puluhan orang meninggal, ratusan orang mengalami luka-luka, dan ribuan orang mengungsi.

Hingga Jumat, 4 Oktober 2019 pukul 13.00 WIB sudah terjadi gempa susulan sebanyak 1.017 kali. Sementara itu, gempa susulan yang guncangannya dirasakan oleh masyarakat terjadi sebanyak 111 kali.

Menurut Daryono, banyaknya jumlah aktivitas gempa susulan ini sebenarnya hal yang wajar, karena setiap gempa kuat lazim diikuti serangkaian gempa susulan. Banyaknya gempa susulan mencerminkan karakteristik kondisi batuan di zona gempa yang rapuh (brittle).

"Namun, patut disyukuri bahwa hasil monitoring BMKG menunjukkan tren frekuensi kejadian gempa susulan semakin mengecil," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya