Penusuk Wiranto Dikenal Pendiam dan Tertutup

Rumah Syahril Alamsyah alias Abu Rara, terduga pelaku penusukan Menkopolhukam Wiranto.
Sumber :
  • VIVAnews/Putra Nasution

VIVA – Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto, ditusuk orang tak dikenal di wilayah Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten. Mantan Panglima ABRI ini ditusuk saat menghadiri peresmian gedung baru Mathla'ul Anwar, Kamis, 10 Oktober 2019.

Jadi Korban Penusukan, Wiranto Akan Dapat Kompensasi Rp37 Juta

Pelaku bernama Syahril Alamsyah alias Abu Rara dan istrinya, Fitri, dikenal sebagai pribadi yang tertutup, pendiam dan jarang bersosialisasi dengan tetangga di lingkungannya, RT 04 RW 01, Kampung Sawah, Desa Menes, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten.

"Keseharian dia jarang gaul. Paling keluar cuma beli makanan sama buang sampah aja. Dikenal warga pendiam," kata Ketua RT 01, Mulyadi, ditemui di kediamannya, Kamis sore. Pelaku biasa disapa Abi oleh istri dan para tetangganya. 

Penusukan Wiranto, Istri Abu Rara Divonis 9 Tahun Penjara

Selain itu, Mulyadi mengatakan, tidak pernah melihat Syahril ikut Salat Jumat berjemaah dengan warga lainnya di masjid. Namun menurut Mulyadi pakaian yang dikenakan Syahril mengesankan Islami. "Enggak ikut pengajian. Salat Jumat juga enggak pernah," katanya.

Menurut Mulyadi, Syahril maupun Fitri hanya keluar rumah untuk berbelanja saja, tidak pernah bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Kepada warga, Syahril dan Fitri mengaku menjual pulsa dan bisnis online. Namun tidak pernah terlihat barang dagangannya.

Sidang Vonis Penusukan Wiranto Dikawal Ketat Banyak Polisi

"Sehari-hari (mengaku) bisnis online aja. Enggak ada yang mencurigakan sih," ujar Mulyadi.

Kediaman keluarga Syahril di Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Sumatera Utara. (Foto: Putra Nasution)

Pelaku yang merupakan kelahiran Medan, 24 Agustus 1988, diketahui juga pernah tinggal di Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Sumatera Utara. Namun, saat ini Syahril sudah tidak tinggal di Medan.

Kepala Lingkungan V, Rizaldi, membenarkan SA sempat menjadi warganya. SA pun lahir di sana. Dia sempat tinggal di Jalan Alfaka VI, berjarak satu blok dari rumah kakak iparnya.

"Setelah saya lihat data-data (polisi) ternyata memang benar itu (SA). Makanya saya kemari untuk mencari informasi," ungkap Rizaldi. 

Rizaldi pun mengakui jika selama di Medan, SA berperilaku baik. Namun dia tidak mengetahui bagaimana latar belakang SA. "Kalau di sini ya biasa-biasa saja dia," jelas Rizaldi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya