Kadin Minta Pemerintah Ciptakan Iklim Kondusif Investasi Pangan

Waketum Kadin Bidang Agribisnis, Pangan dan Kehutanan Franky O. Widjaja.
Sumber :
  • VIVAnews/Fikri Halim

VIVA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong pemerintah terus menciptakan ekosistem iklim investasi ketahanan pangan yang baik atau kondusif. Hal ini dinilai perlu dilakukan agar sektor pertanian nasional mampu meningkatkan daya saingnya dalam persaingan internasional yang semakin dinamis dan kompetitif

Axioo Tak Gentar Bersaing dengan Laptop Asing

Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Agribisnis, Pangan dan Kehutanan, Franky O. Widjaja, dalam rapat koordinasi nasional Kadin dengan tema “Produktivitas dan Daya Saing Pertanian dan Industri Pangan” di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa 5 November 2019.

“Strategi industrialisasi berbasis agroindustri perlu dipersiapkan dengan matang. Sama halnya dengan strategi daya saing ekspor unggulan kita," ujar Franky.

Gandeng PANDI, Exabytes Dorong UMKM Digitalisasi Pemasaran Produk

Dia mengatakan, sistem perdagangan pangan global yang semakin terbuka menyebabkan harga produk pangan di dalam negeri ikut terpengaruh. Kondisi ini menyebabkan harga komoditas pangan strategis menjadi berfluktuatif. Untuk itu, menurutnya, penting untuk meningkatkan produk hasil pertanian menjadi produk final.

"Memproses dan mengolah produk hasil pertanian menjadi barang-barang setengah jadi atau produk final yang dapat langsung dikonsumsi atau dipakai,” kata Franky yang juga Ketua Dewan Pengarah Rakornas.

Indef Sebut Mundurnya Dua Petinggi Otorita IKN Jadi Sentimen Negatif bagi Investor

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pengolahan Makanan dan Industri Peternakan, Juan P. Adoe, pun menekankan pentingnya pertumbuhan investasi di subsektor pangan. Juga perlunya infrastruktur pembiayaan perbankan yang lebih inovatif dan kreatif, sehingga mempermudah akses permodalan kepada petani dan peternak dengan skema perkreditan yang lebih kompetitif, dan dapat menciptakan nilai tambah keuntungan bagi petani dan peternak. 

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, dia menyebutkan sektor makanan menjadi penyumbang utama penanaman modal dalam negeri (PMDN) senilai Rp7,1 triliun, dan kedua terbesar penanaman modal asing (PMA) senilai US$376 juta pada kuartal I 2019. Pada periode-periode sebelumnya, sektor makanan juga menjadi salah satu kontributor utama investasi, terutama untuk PMDN.

“Kita harapkan investasi di sektor pangan terus tumbuh, tentunya ini perlu didorong dengan kebijakan fiskal dan insentif yang baik, karena akan berpengaruh banyak pada keberlanjutan pertanian dan industri makanan,” kata Juan. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya