Beda Pendapat dengan MUI Jatim, PWNU Bolehkan Salam Lintas Agama

Sejumlah petinggi NU Jawa Timur memberikan keterangan pers tentang hasil bahtsul masail dengan topik salam lintas agama di Surabaya pada Selasa, 12 November 2019.
Sumber :
  • VIVAnews/Nur Faishal

VIVA – Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur mengeluarkan keputusan tentang salam lintas agama yang pekan ini jadi polemik.

Luncurkan Ansor Go Green di Pantai Bangsring, Gus Addin Beberkan Alasannya

Hasil Bahtsul Masail memutuskan, dianjurkan kepada pejabat Muslim mengucapkan salam khas Islam. Namun, dalam kondisi tertentu diperbolehkan menyapa dengan salam lintas agama.

"Dianjurkan mengucapkan salam dengan kalimat assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh atau diikuti dengan ucapan salam nasional seperti 'selamat pagi' dan 'salam sejahtera bagi kita semua', dan semisalnya," kata Katib Syuriah NU Jatim, Syafruddin Syarif, di kantor NU Jatim di Surabaya pada Selasa, 12 November 2019.

Anggota DPR Haerul Amri Meninggal Dunia saat Kunjungan Kerja

Kendati begitu, kata Syafruddin, dalam kondisi tertentu dibolehkan bagi pejabat Muslim menyampaikan salam lintas agama. "Dalam kondisi dan situasi tertentu demi menjaga persatuan bangsa dan menghindari perpecahan, pejabat Muslim juga diperbolehkan menambahkan salam lintas agama," tutur Syafruddin. 

Ada beberapa kitab mu'tabarah dijadikan rujukan oleh tim Bahtsul Masail NU Jatim dalam mengambil keputusan itu. Di antaranya I'anatuth Thalibin Juz IV Halaman 189, Al Asybah wan Nadhaa'ir Juz 2 Halaman 134, Bariqah Mahmudiyah Juz 2 Halaman 51, Zaadul Ma'ad Juz 2 Halaman 464, dan Majmu'ah Sab'ah Kutub Mufidah Halaman 134.

Ribuan Warga Yahudi Israel Memaksa Masuk dan Gelar Ibadah di Masjid Al-Aqsa

Syafruddin menjelaskan, Islam sebagai agama rahmat selalu menebarkan pesan-pesan kedamaian di tengah manusia. Pesan kedamaian disampaikan dalam wujud menebarkan salam secara verbal juga telah menjadi tradisi agama tauhid, sejak Nabi Adam yang terus diwarisi hingga sekarang. 

"Nabi Muhammad pernah mengucapkan salam kepada penyembah berhala dan golongan Yahudi yang sedang berkumpul bersama kaum muslimin, demikian pula sebagian generasi sahabat dan tabiin setelahnya. Karena demikian menjadi sangat wajar tradisi menebarkan salam sebagai pesan kedamaian, menjadi tradisi universal manusia lintas adat budaya dan agama," ujarnya.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur Abdusshomad Buchori sebelumnya mengimbau para pejabat dan siapa pun agar tidak menyampaikan salam lintas agama sebagaimana biasa disampaikan dalam banyak kegiatan resmi. Menurutnya, salam di masing-masing agama berhubungan dengan akidah, dan karenanya tak boleh dicampuradukkan. 

Imbauan itu dikeluarkan Abdusshomad melalui surat 'Taushiyah MUI Provinsi Jawa Timur Terkait dengan Fenomena Pengucapan Salam Lintas Agama dalam Sambutan-sambutan Acara Resmi' tertanggal 8 November 2019. Surat imbauan merujuk pada rekomendasi Rapat Kerja Nasional MUI di Nusa Tenggara Barat pada 11-13 Oktober 2019.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya