VIVA – Kepala Badan Keamanan Laut atau Bakamla, Laksdya TNI Achmad Taufiqoerrochman menemui Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Mahfud MD. Pertemuan tersebut membahas tentang keamanan laut dan ancaman terorisme maritim di perairan Indonesia.
"Sebetulnya kita belum hadapi itu, tetapi bibit ke arah sana (terorisme) sudah, karena itu antisipasi itu saya bangun," kata Taufiq di kantor Menkopolhukam, Jakarta, Rabu 20 November 2019.
Taufiq menambahkan, untuk mengantisipasi ancaman terorisme tak mungkin hanya bisa dilakukan oleh lembaganya saja. Bakamla harus melakukan koordinasi lintas lembaga.
"Saya bangun kerja sama dengan semua stakeholder di dalam, kita juga tahu di laut kita punya ancaman yang sama, kita punya isu yang sama, dan kita ga bisa hadapi sendiri," ungkapnya.
Taufiq mengungkapkan, beberapa pola pola terorisme maritim yang sudah mulai nampak di Indonesia. Di antaranya, dengan terungkapnya beberapa kasus penyelundupan senjata melalui jalur laut.
"Kalau sementara yang ada di dunia ya bagaimana dia selundupkan senjata. Laut kita ini kemungkinan potensi penyelundupan senjata juga luar biasa, maka tentunya saya enggak bisa kerja sendiri," jelasnya.
Atas dasar itu, menurutnya, koordinasi dengan Kemenkopolhukam untuk mengantisipasi ancaman terorisme maritim sangat penting. Apalagi, Bakamla merupakan salah satu lembaga yang menjadi mitra dari Kemenkopolhukam.
"Tentu, sebagai bawahan saya harus laporkan situasi Bakamla seperti apa. Tugas-tugasnya apa. Apa yang sedang dikerjakan. Apa rencana ke depan dan sebagainya. Kta bicara secara keseluruhan apa sih tantangan kita itu, bukan tantangan Bakamla, tetapi tantangan bagi negara kita," katanya. (asp)
