Jadi Dewan Pengarah Ibu Kota Baru RI, Tony Blair Cs Tak Digaji

Presiden Jokowi.
Sumber :
  • VIVAnews/Fikri Halim

VIVA – Presiden Joko Widodo sudah meminta kesediaan tiga tokoh dunia untuk menjadi dewan pengarah Ibu Kota RI yang baru. Yaitu Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed, Pendiri SoftBank Masayoshi Son, serta mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair.

Pakar Ragukan Ide Presidential Club Prabowo: Ada Tembok Tebal yang Susah Diterabas

Muncul spekulasi, bahwa penunjukkan ketiganya tidak gratis alias mereka digaji. Seberapa besar negara harus mengeluarkan anggaran kalau ketiga tokoh itu benar-benar digaji?

Disinggung itu, Presiden Joko Widodo mengatakan tidak ada yang digaji. Bahkan ia menegaskan, kalau digaji sekalipun seperti Putra Mahkota Mohammed bin Zayed Indonesia tidak akan mampu.

Evaluasi Mudik Lebaran 2024, Jokowi Minta Sistem Bayar Tol Tanpa Tapping

Sebab Jokowi mengatakan, uang pribadi Mohammed bin Zayed sana mencapai USD 1,4 triliun.

"Tahu enggak angkanya US$1,4 triliun tadi, enggak kuat menggaji beliau. US$1,4 triliun bayangin saja," kata Jokowi, dalam diskusi bersama wartawan di Istana Merdeka Jakarta, Jumat 17 Januari 2020.

Jokowi Ungkap Ketakutan Negara Dunia Saat Ini, Wamenkeu Bicara Dampaknya ke RI

Jokowi menjelaskan lagi, ketiga tokoh ini dipilih karena dianggap memiliki reputasi yang cukup bagus di dunia internasional. Dengan keberadaan mereka sebagai dewan pengarah pembangunan Ibu Kota RI yang baru, maka dunia internasional akan menaruh kepercayaan.

Sebab ibu kota baru ini nantinya, tidak semua menggunakan APBN. Ada beberapa kluster seperti kluster pendidikan, kluster hiburan, kluster riset dan inovasi, yang diharapkan bisa menarik investor untuk ikut terlibat di dalamnya. Maka ketiga orang dewan pengarah itu, sudah menjadi simbol bahwa proyek ibu kota baru tersebut layak untuk ditanamkan investasi di dalamnya.

"Saya lihat beliau-beliau ini, Syekh Mohammed Zayed bin Al Nahyan, kedua Masayoshi Son dan Tony Blair person-person yang punya reputasi baik di dunia internasional dan nantinya kitalah yang akan menyelesaikan operasional persoalan-persoalan yang ada di lapangan," jelas Jokowi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya