Ribuan Massa Gelar Aksi Tolak Pemusnahan Ternak Babi‎ di Sumut

Ribuan massa menggelar aksi di DPRD Sumut menolak pemusnahan ternak babi.
Sumber :
  • VIVAnews/Putra Nasution

VIVA – Ribuan massa tergabung dari peternak dan pelaku usaha menggelar aksi damai menolak wacana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut. Mereka mendeklarasikan pada 10 Februari 2019 sebagai Hari Kedaulatan Babi. 

3 Wanita Asal Bogor Ditangkap di Bandara Kualanamu Diduga Selundupkan Sabu-sabu 19 Kg

Aksi tersebut digelar di depan Gedung DPRD Sumut di Jalan Imam Bonjol, Kota Medan, Senin 10 Februari 2020. Mereka menggelar aksi dengan tema #savebabi dengan membentang spanduk dan poster untuk menolak dilakukan pemusnahan ternak babi akibat wabah virus Hog Cholera atau ASF.

"Pada hari ini tepatnya 102 kita buat sebagai hari kedaulatan babi," kata Ketua Aksi, Boasa Simanjuntak saat menyampaikan orasi demonya.

Tidak Ada Foto Jokowi di Ruang Rapat, PDIP: Jatuh Lupa Dipasang Lagi

Boasa mengklaim dirinya mendapatkan dukungan dari puluhan negara di dunia untuk dinobatkan sebagai Ketua Babi di dunia. "Ada 50 negara yang mengucapkan selamat kepada saya sebagai ketua babi," tutur Boasa.

Boasa juga menuturkan bahwa dalam aksi ini mereka sangat menantang keras pemusnahan babi di Sumatera Utara. "Kami menantang keras pemusnahan babi, karena kalau babi dimusnahkan berarti sudah menghilangkan budaya Batak. Karena sejak lahir sampai mati, babi jadi budaya di Tanah Batak," ujar Boasa.

11 Orang Daftar ke Demokrat untuk Pilgub Sumut, Ada Nama Menantu Jokowi

Aksi tersebut direspons langsung oleh Ketua Komisi B DPRD Sumut, Victor Silaen. Di hadapan ribuan massa aksi, Victor menjelaskan tidak ada niat Pemprov Sumut melakukan pemusnahan seluruh hewan kaki empat itu.

"Sebetulnya bukan pemusnahan. Tapi yang sudah terkena harus dimatikan supaya jangan menular. Beda dimusnahkan, beda dimatikan untuk mencegah pemusnahan," kata Victor.

Victor menegaskan bahwa saat ini memang tengah dilakukan peningkatan pengamanan lalu lintas babi di Sumatera Utara. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Hog Cholera dan ASF ke wilayah lain. 

"Jadi area amannya harus benar-benar dijaga. Karena virus ini sangat cepat menular," katanya. 

Terkait dengan isolasi daging babi yang saat ini diterapkan, Victor menerangkan bahwa langkah isolasi tersebut diambil untuk menjaga agar virus tersebut tidak menyebar ke daerah lain. 

Hal itu, Sebagai langkah awal, Victor meminta masyarakat untuk melakukan swakelola secara mandiri terlebih dahulu. "Artinya biarlah babi yang ada di Kabupaten tersebut, biarlah di kabupaten tersebut saja terlebih dahulu. Jangan ke tempat lain," ucap Victor.

Aksi ini, mendapat pengawal ketat dari aparat kepolisian dari Polda Sumut, Polrestabes Medan, dan Polsekta Medan Baru. Usai menggelar aksi, mereka membubarkan diri dengan tertib.

Akibat wabah ini, Dinas Ketahanan Panganan dan Peternakan Sumut, mencatat 39 ribu ekor babi mati dari total sebesar 1.229.741 ekor di Sumut akibat virus Hog Cholera.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya